MAKALAH PENILAIAN
BAB I
PENDAHULUAN
Sikap bermula dari
perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang
dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga
terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.[1]
Secara umum, objek
sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran
adalah anatara lain :
Sikap terhadap materi
pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap materi
pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan
berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih
mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.
· Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
· Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
· Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.[2]
· Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
· Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
· Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Misalnya kasus atau masalah lingkungan hidup, berkaitan dengan materi Biologi atau Geografi. Peserta didik juga perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar. Dalam kasus yang lain, peserta didik memiliki sikap negatif terhadap kegiatan ekspor kayu glondongan ke luar negeri.[2]
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
Penilaian ?
2.
Apa itu Penilaian
Pengetahuan ?
3.
Apa itu Penilaian
Ketrampilan ?
C.
Batasan Masalah.
Dalam
penulisan Makalah ini, penulis membatasi bahasan yang di sesuaikan dengan
rumusan masalah, sebagai acuan penulis untuk menjabarkan dan mengembangkan
pemikiran tentang penilaian.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penilaian.
Penilain
Merupakan bagian integral dalam pembelajaran, banyak istilah yang sering
digunakan dalam hubungannya dengan penilaian, yakni pengukuran, evaluasi, tes
dan penilain itu sendiri. Namun, secara teknis istilah-istilah tersebut
bermuara pada hakekat yang berbeda-beda. Pengukuran adalah proses sistematis
untuk memperoleh derajat sesuatu yang diukur yang mana sifat atau atribut hadir
dalam individu atau objek.[3]
Dengan
kata lain, pengukuran adalah tugas sistematis tentang nilai-nilai numeric atau
angka untuk sifat atau atribut pada orang atau objek, dalam pendidikan, nilai
numeric, kecerdasan, bakat, atau kemampuan dan prestasi diukur dan diperoleh
dengan menggunakan instrument seperti tes standar. Hal ini berarti bahwa
nilai-nilai atribut dijabarkan ke angka melalui kegiatan pengukuran. Jadi
pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik
tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau
formulasi yang jelas. Pengukuran adalah proses mengukur sejauh mana seseorang
atau sesuatu memiliki karakteristik, kualitas, atau ciri tertentu.
Evaluasi
dipahami secara beragam oleh para ahli, secara umum evaluasi merupakan proses
menentukan kelayakan atau menilai dari sesuatu melalui kajian dan penilaian
secara cermat. Evaluasi adalah analisis dan perbandingan tentang kemajuan saat
ini dibandingkan dengan rencana sebelumnnya, yang berorientasi untuk
memperbaiki rencana pelaksanaan yang akan dating, evaluasi merupakan bagian
dari proses manajemen yang berkelanjutan yang terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Evaluasi adalah proses penentuan kelayakan atau
nilai dari sesuatu yang mencakup penentuan nilai tentang sesuatu atau orang
yang dievaluasi. Jadi, evaluasi bertujuan untuk menentukan kualitas dari suatu
kinerja saat ini, dan dapat dijadikan untuk mengambil keputusan dalam menerima
atau menolak sesuatu
Gallagher
dalam Asiaeuniversity ( 2012) menjelaskan, bahwa tes adalah serangkaian pertanyaan
atau tugas yang dirancang untuk memperoleh perilaku tertentu dari orang yang
diuji. Istilah Penilaian dan tes sering digunakan secara bergantian oleh banyak
orang, namun kata tes menyiratkan instrumen kertas dan pensil yang diberikan
dibawah kondisi yang ditentukan sebelumnya yang dberikan untuk seluruh siswa.
Secara tradisional, tes sering digunakan oleh para guru yang merujuk pada
serangkaian tugas tertulis yang mana siswa menanggapinya secara tertulis.
Contohnya essay atau soal-soal jawaban pendek.[4]
Penilaian
( Assesment ) adalah proses pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif yang
dilakukan dengan sengaja di dalam ruang kelas. Istilah penilaian jauh lebih
luas dari pengukuran dengan tujuan untuk membuat suatu keputusan tentang siswa
baik secara kelompok maupun individu, Penilaian mencakup kegiatan mendiagnosis
kesulitan, memverifikasi belajar setelah pelaksanaan pembelajaran,
mengindentifikasi prasyarat dalam belajar dan menentukan pada bagian mana harus
mengawali pembelajaran.
LDA
of America (2012) menjelaskan tentang penilaian yang merujuk pada pengumpulan
data melalui penggunaan bernagai macam pengukuran instrument dan prosedur
informal dan standar. Sedangkan Indiana University ( 2012:1 ) memberi definisi
penilaian sebagai berikut : Penilaian adalah proses mengumpulkan dan
mendiskusikan informal dari berbagai sumber dalam rangka untuk mengembangkan
pemahaman yang mendalam mengenai apa yang siswa tahu, mengerti, dan dapat
melakukan dengan pengetahuan mereka.[5]
Ø Penilaian Sikap
Contoh muatan KI-1 (sikap spiritual)
antara lain: ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah. Contoh muatan KI-2 (sikap
sosial) antara lain: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya
diri, bisa ditambahkan lagi sikap-sikap yang lain sesuai kompetensi dalam
pembelajaran, misal : kerja sama, ketelitian, ketekunan. Penilaian aspek sikap
dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.
Penilaian sikap ini bukan merupakan penilaian yang terpisah dan berdiri
sendiri, namun merupakan penilaian yang pelaksanaannya terintegrasi dengan
penilaian pengetahuan dan keterampilan, sehingga bersifat otentik (mengacu
kepada pemahaman bahwa pengembangan dan penilaian KI 1 dan KI 2 dititipkan
melalui kegiatan yang didesain untuk mencapai KI 3 dan KI 4.[6]
1. Observasi
Merupakan teknik penilaian yang
dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati, terkait dengan kegiatan pembelajaran yang
sedang berlangsung. Hal ini dilakukan saat pembelajaran di kelas maupun di luar
kelas.
2. Penilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan
cara meminta peserta didik untuk melakukan refleksi diri/perenungan dan
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
3. Penilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan
cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap
dan perilaku keseharian peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung
(biasanya dilakukan ketika peserta didik melakukan kegiatan kelompok, dan
penilaian dilakukan antar anggota kelompok). Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian antarpeserta didik.
4. Jurnal Catatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam
dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa
dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi.
B.
Penilaian Pengetahuan
Pada kesempatan ini kita sama-sama mengkaji teknik penilaian
pengetahuan. Penilaian pengetahuan ini merupakan bagian dari penilaian
autentik. Penilaian pengetahuan bisa ditempuh dengan beberapa aspek. Secara
esensi, penilaian autentik muncul sebagai reaksi ketidakpuasan terhadap
pengukuran kecerdasan yang hanya berdasarkan aspek pengetahuan. Namun, meski
demikian, bukan berarti penilaian pengetahuan ditiadakan. Penilaian pengetahuan
tetap diadakan karena Kurikulum 2013 menghendaki peserta didik yang cakap dalam
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.[7]
Ø Aspek pengetahuan dapat dinilai
dengan cara berikut ini.
1. Tes tulis
Meski konsepsi penilaian autentik muncul dari ketidakpuasan
terhadap tes tertulis yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian
tertulis atas hasil pembelajaran tetap bisa dilakukan. Tes tertulis terdiri
dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplai
jawaban. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah,
ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian
atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut
peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah
dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat
komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis
berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang
berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama.
2. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru
secara ucap (oral) sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara
ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase,
kalimat maupun paragraf yang diucapkan.
3. Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang
dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai
dengan karakteristik tugasnya.
C.
Penilaian Keterampilan
Aspek keterampilan dapat
dinilai dengan cara berikut:
a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa
untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan drama
dan bermain peran. Penilaian
autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam
proses dan aspek-aspek yangg akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan
meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur projek/tugas yang akan
mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan
informasi ini, guru dapat memberikan umpan balik terhadap kinerja peserta didik
baik dalam bentuk laporan naratif maupun laporan kelas.[8]
Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian
berbasis kinerja, antara lain sebagai berikut.
1. Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui
muncul atau tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang
harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.
2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
Digunakan dengan cara guru menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan
oleh masing-masing peserta didik selama melakukan tindakan. Dari laporan
tersebut, guru dapat menentukan seberapa baik peserta didik memenuhi standar
yang ditetapkan.
3. Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan
dengan menggunakan skala numerik berikut predikatnya. Misalnya: 4 = baik
sekali, 3 = baik, 2 = cukup, 1 = kurang.
4. Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh
guru dengan cara mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa
membuat catatan. Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan
apakah peserta didik sudah berhasil atau belum. Cara seperti ini tetap ada
manfaatnya, namun tidak cukup dianjurkan
5. Rubrik: alat pengukuran yang mempunyai skala atau point yang
tetap dan jelas untuk setiap kriteria penilaian. Sangat disarankan untuk
menggunakan rubrik yang mempunyai 4 poin skala (1-4) sehingga pemberian skor
nilai tengah dapat dihindarkan (misalnya skala 1-3 akan terjadi sebuah
kecenderungan untuk memberikan skor 3 pada sebagian besar hasil ).
b. Penilaian Projek
Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian projek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain. Penilaian projek sangat dianjurkan karena membantu mengembangkan
keterampilan berpikir tinggi (berpikir kritis, pemecahan masalah, berpikir
kreatif) peserta didik.
Selama mengerjakan sebuah projek pembelajaran, peserta didik
memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Dengan demikian, pada setiap penilaian projek, setidaknya ada
tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.
1.
Keterampilan peserta didik dalam
memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis,
memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
2.
Kesesuaian atau relevansi materi
pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
3.
Keaslian sebuah projek pembelajaran
yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian projek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan
produk projek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru
meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data,
analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian projek dapat menggunakan
instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat
dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.
c. Penilaian Portofolio
Penilaian dengan memanfaatkan
portofolio merupakan penilaian melalui sekumpulan karya peserta didik yang
tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu
tertentu. Portofolio digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau
secara terus menerus perkembangan pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dalam bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio
memberikan gambaran secara menyeluruh tentang proses dan pencapaian hasil
belajar peserta didik.Portofolio merupakan bagian terpadu dari pembelajaran
sehingga guru mengetahui sedini mungkin kekuatan dan kelemahan peserta didik
dalam menguasai kompetensi pada suatu tema.[9]
Berikut ini hal-hal yang harus dilakukan dalam menggunakan
portofolio.
1. Masing-masing peserta didik memiliki
portofolio sendiri yang di dalamnya memuat hasil belajar siswa setiap muatan
pelajaran atau setiap kompetensi.
2. Menentukan hasil kerja apa yang
perlu dikumpulkan/disimpan.
3. Sewaktu waktu peserta didik
diharuskan membaca catatan guru yang berisi komentar, masukan dan tindakan
lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
memperbaiki hasil kerja dan sikap.
4. Peserta didik dengan kesadaran
sendiri menindak lanjuti catatan guru.
5. Catatan guru dan perbaikan hasil
kerja yang dilakukan peserta didik perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan
kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta
didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi
peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Penilain Merupakan
bagian integral dalam pembelajaran, banyak istilah yang sering digunakan dalam
hubungannya dengan penilaian, yakni pengukuran, evaluasi, tes dan penilain itu
sendiri. Namun, secara teknis istilah-istilah tersebut bermuara pada hakekat
yang berbeda-beda. Penilain Merupakan bagian integral dalam pembelajaran,
banyak istilah yang sering digunakan dalam hubungannya dengan penilaian, yakni
pengukuran, evaluasi, tes dan penilain itu sendiri. Namun, secara teknis
istilah-istilah tersebut bermuara pada hakekat yang berbeda-beda. Pengukuran
adalah proses sistematis untuk memperoleh derajat sesuatu yang diukur yang mana
sifat atau atribut hadir dalam individu atau objek
Aspek pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut
ini.
1. Tes tulis
2. Tes Lisan
3. Penugasan
Aspek keterampilan dapat
dinilai dengan cara berikut:
1. Penilaian Kinerja
2. Penilaian Projek
3. Penilaian Portofolio
B. B.
Saran
Dari uraian diatas penulis berharap saran kritik yang
bersifat konstruktif dari para mahasiswa sangat kami harapkan untuk penulisan
makalah dimasa yang akan dating, akhirnya penulis hanya bias berharap semoga
makalah ini bias menambah wawasan keilmuan kita tentang desain pembelajaran.
Amin.
Komentar
Posting Komentar