Model Quantum Learning sebagai Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan
Model Quantum Learning sebagai Orientasi Baru
dalam Psikologi Pendidikan
Tugas
Kelompok Matakuliah
Psikologi Pendidikan
Dosen
Pengampu : Dr. Murni Winarsih, M. Pd
Disusun Oleh :
Irwan Bakhti - 7116150006
Muarief Awab - 7116150008
Nadya Fadillah Fidhyallah - 7116150436
Program Studi
Teknologi Pendidikan
Program
Pascasarjana
Universitas
Negeri Jakarta
2016
Daftar
Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang 3
B.
Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 4
BAB II Pembahasan
A.
Pengertian
Quantum Learning 5
B.
Kerangka Perancangan Quantum Learning 8
C.
Model-model Pembelajaran Quantum Learning 10
D.
Kelebihan
dan Kekurangan Quantum Learning 14
E.
Musik
dalam pembelajaran Quantum Learning 15
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia
pendidikan juga diperlukan berbagai inovasi, dimana hal ini penting dilakukan
untuk kemajuan kualitas pendidikan. Dalam konteks pendidikan, perlu adanya
perubahan pola, pendekatan maupun metode penyampaian informasi yang digunakan
guru agar efektif dan menyenangkan.
Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah
metode pembelajaran yang disebut dengan quantum learning. Quantum
leraning berawal dari sebuah upaya Georgi Lozanov, pendidik asal
Bulgaria, yang bereksperimen dengan suggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan
pasti memengaruhi hasil belajar. Pada perkembangan selanjutnya, Bobbi de Porter
(penulis buku best seller Quantum Learning dan Quantum Teaching),
murid Lozanov, dan Mike Hernacki, mantan guru dan penulis, mengembangkan konsep
Lozanov menjadi quantum
learning. Metode belajar ini diadopsi dari
beberapa teori. Antara lain, sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak
triune, pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) dan pendidikan
holistik (menyeluruh) (De Porter, 2011: 14).
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu quantum
learning?
2.
Bagaimana
kerangka perancangan quantum learning?
3.
Bagaimana
model-model pembelajaran quantum learning?
4.
Apa kelebihan
dan kekurangan quantum learning?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui apa
itu quantum learning
2.
Mengetahui
pelaksanaan quantum learning
3.
Menegtahui
kelebihan dan kekurangan quantum learning
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Quantum Learning
Quantum Learning
adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk
semua umur.[1]
Dalam teori belajar quantum learning bisa diartikan sebagai strategi untuk
mempertajam pemahaman daya ingat seseorang dalam proses belajar sehingga
pembelajaran dapat menarik dan menyenangkan. Quantum learning bisa bersumber
dari beberapa aspek misalnya; lingkungan, fisik, suasana serta nilai-nilai dan
keyakinan.
Quantum Learning mencakup
aspek-aspek penting dalam program neurolingustik (NLP), yaitu suatu penelitian
tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara
bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian
antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui
bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan
positif dan suatu faktor penting untuk merangsang fungsi otak agar efektif.
Dengan
demikan, pembelajaran quantum learning adalah model pembelajaran yang
menekankan kepada pemahaman siswa dan
memberikan manfaat yang bermakna serta memberikan suasana menarik dan
menyenangkan. Munculnya
konsep-konsep atau kunci dari berbagai teori dan strategi belajar dari Quantum Learning dan NLP antara lain:
·
Teori otak kanan/kiri
·
Teori otak triune (3 in 1)
·
Pilihan modalitas (visual,
auditorial, dan kinestetik)
·
Teori keserdasan ganda
·
Pendidikan holistik
(menyeluruh)
·
Belajar berdasarkan
pengalaman
·
Belajar dengan simbol (Metaphoric Learning)
·
Simulasi atau permainan
Beberapa
konsep yang ada merupakan bagian penting dari pembelajaran Quantum Learning dengan menggunakan metode atau strategi. Oleh
karena itu, sangat penting sekali apabila pembelajaran Quantum Learning diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Fokus
dalam metode ini adalah siswa yang menjadi titik pusat dalam pembelajaran.
Dalam teknik quantum learning, proses pembelajaran
diibaratkan sebagai sebuah konser musik, dimana ruang didisain
dengan indah dan menyenangkan, guru seolah-olah sedang memimpin konser saat
berada di ruang kelas. Guru memahami sekali bahwa setiap siswa mempunyai
karakter masing-masing, karakter yang dimiliki siswa ini dapat dimanfaatkan
untuk membawa siswa sukses dalam belajar [2].
Quantum learning menjadi cara belajar baru yang lebih melihat kemampuan siswa berdasarkan
kelebihan atau kecerdasan yang dimilikinya. Quantum berarti percepatan atau lompatan. Kerangka pemikiran yang
dibangun oleh ciri pembelajaran quantum learning ini adalah
adanya sikap positif yang dibangun dalam diri siswa, dengan meyakinkan siswa
bahwa setiap manusia mempunyai kekuatan pikiran yang tidak terbatas. Ada yang
beranggapan bahwa otak kita sama dengan otak Einstein. Dengan mempercayai
kekuatan pikiran, kita dapat mengetahui dalil tentang otak, bahwa otak harus
dilatih dan tidak masalah jika harus digunakan secara terus menerus. Kita hanya
tinggal memilih saja, ingin memanfaatkan organ yang paling penting dalam hidup
ini atau mengabaikannya sehingga menjadi tidak berguna [3].
Dalam quantum learning, guru
tidak hanya memberikan bahan ajar, tetapi juga memberikan motivasi kepada
siswanya, sehingga siswa merasa bersemangat dan timbul kepercayaan dirinya
untuk belajar lebih giat dan dapat melakukan hal-hal positif sesuai dengan tipe
kecerdasan yang dimilikinya [4].
Cara belajar yang diberikan kepada siswa pun harus menarik dan bervariasi,
sehingga siswa tidak merasa jenuh untuk menerima materi pelajaran. Di samping
itu, lingkungan belajar yang nyaman juga dapat membuat suasana kelas menjadi
kondusif. Siswa dapat menangkap materi yang diajarkan dengan mudah karena lebih
mudah untuk fokus kepada penyampaian guru.
Asas
utama quantum learning adalah “bawalah dunia mereka kedunia
kita, dan antarkan dunia kita kedalam dunia mereka”[5]. Asas ini terletak pada kemampuan guru untuk menjembatani
jurang antara dua dunia yaitu guru dengan siswa. Artinya,
bahwa tidak ada sekat-sekat yang membatasi antara seorang guru dan siswa
sehingga keduanya dapat berinteraksi dengan baik. Seorang guru juga
diharapkan mampu memahami karakter, minat, bakat dan fikiran setiap siswa,
dengan demikian berarti guru dapat memasuki dunia siswa
B. Kerangka Perancangan Quantum Learning
Kerangka perancangan quantum learning lebih
dikenal dengan singkatan TANDUR[6],
yaitu:
1.
Tumbuhkan
Tumbuhkan merupakan tahap menumbuhkan minat siswa terhadap
pembelajaran yang akan dilakukan. Melalui tahap ini, guru berusaha
mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran. Motivasi yang kuat membuat
siswa tertarik untuk mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran. Tahap tumbuhkan
bisa dilakukan dengan menggali permasalahan terkait dengan materi yang akan
dipelajari, menampilkan suatu gambar atau benda nyata yang ada dalam kehidupan
sehari-hari siswa.
2.
Alami
Alami merupakan tahap saat guru
menciptakan atau mendatangkan pengalaman yang dapat dimengerti semua siswa.
Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan pengetahuan
awal yang telah dimiliki. Selain itu tahap ini juga berguna untuk mengembangkan
keingintahuan siswa. Tahap alami ini bisa dilakukan dengan mengadakan
pengamatan/praktikum.
3.
Namai
Tahap namai merupakan tahap
memberikan kata kunci, konsep, model, rumus atau strategi atas pengalaman yang
telah diperoleh siswa. Dalam tahap ini siswa dengan bantuan guru berusaha
menemukan konsep atas pengalaman yang telah dilewati. Tahap penamaan memacu
struktur kognitif siswa untuk memberikan identitas, menguatkan, dan
mendefinisikan atas apa yang telah dialaminya. Proses penamaan dibangun atas
pengetahuan awal dan keingintahuan siswa saat itu. Penamaan merupakan saat
untuk mengajarkan konsep kepada siswa. Pemberian nama setelah pengalaman akan
menjadikan sesuatu lebih bermakna dan berkesan bagi siswa. Sediakan kata kunci,
konsep, model, rumus, strategi; sebuah “ masukan “.
4.
Demonstrasikan
Tahap demonstrasikan memberi
kesempatan siswa untuk menerapkan pengetahuannya ke dalam pembelajaran yang
lain dan ke dalam kehidupan mereka. Tahap ini menyediakan kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pelajari. Demonstrasi bisa
dilakukan dengan penyajian di depan kelas, menjawab pertanyaan,
dan menunjukkan hasil pekerjaan. Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk “
menunjukkan bahwa mereka tahu “.
5.
Ulangi
Penggulangan akan memperkuat koneksi
saraf sehingga menguatkan struktur koqnitif siswa. Semakin sering dilakukan
pengulangan, pengetahuan akan semakin mendalam. Bisa dilakukan dengan
menegaskan kembali pokok materi pelajaran, memberi kesempatan siswa untuk
mengulang pelajaran dengan teman yang lain atau melalui latihan soal.
6.
Rayakan
Rayakan merupakan wujud pengakuan
untuk penyelesaian, partisipasi dan perolehan ketrampilan dan ilmu pengetahuan.
Bisa dilakukan dengan pujian, tepuk tangan, dan lain sebagainya.
C. Model-model Pembelajaran Quantum Learning
1.
Peta konsep
Peta konsep sebagai teknik belajar efektif. Peta konsep di sini
lebih menunjukkan pada keluangan ide-ide pikiran sebagai
catatan dalam grafis sebagai salah satu teknik belajar efektif. Peta konsep
berupa ide pemikiran yang di tuangkan dalam bentuk gambaran atau grafik.
Sebelum
belajar kita memvisualisasikan gambar dengan pikiran kita dan
mengkaitkannya dengan konsep-konsep.
Langkah-langkah teknik penggunaan peta menurut Rose dan
Nicholl :
a.
Mulai dengan
topik di tengah halaman: Tulislah gagasan uatama di tengah-tengah halaman kertas
dan lingkupilah dengan segitiga atau bentuk-bentuk lain, sehingga
kita terdorong untuk mendefinisikan gagasan inti subjek yang dipelajari
sebagai titik awal yang efektif.
b.
Buat
cabang-cabangnya: Tambahkan cabang keluar untuk setiap poin atas gagasan utama
antrara lima atau tuju cabang jangan terlalu banyak.
c.
Gunakan
kata-kata kunci: Kata kunci adalah kata yang menyampaikan isi sebuah gagasan
dan memudahkan memicu ingatan kita.
d.
Gunakan huruf
kapital. Tulis gagasan penting dengan huruf yang lebih besar.
e.
Menghidupkan peta pikiran dengan hal-hal yang
menarik. Garis bawahi kata-kata penting atau menggunakan huruf
miring atau tebal.
2.
Teknik Memori
Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak sesuai
dengan cara kerja otak (brain-based technique). Dalam teknik ini perlu
meningkatkan efektifitas dan efisiensi otak dalam menyerap dan menyimpan
informasi. Daya ingat kita dapat ditingkatkan dan otak suka dengan hal yang
bersifat[7]:
®
Ekstem
berlebihan/tidak masuk akal
®
Penuh warna
®
Multi sensor
®
Lucu
®
Melibatkan
emosi
®
Melibatkan
irama atau musik
®
Tindakan aktif
®
Gambar tiga
domensi dan hidup/aktif
®
Menggunakan
asosiasi
®
Imajinasi
®
Humor
®
Simbol
®
Nomor dan
urutan
Teknik memori memiliki hambatan
yaitu orang tua atau guru menganggap konyol jika kita berfikir tidak masuk
akal. Namun cara ini sangat efektif karena otak kita menyimpan gambar dan makna.
3.
Teknik Rantai
Kata
Teknik ini menggunakan cara menyambung atau merantai kata menjadi
cerita yang mudah dihafalkan. Syarat yang harus
dilakukan dalam membuat ceita pendek ada pada 14 poin yang tersebut sebelumnya
dan ada pula syarat tambahan yaitu:
a)
Buatlah cerita
yang berisi aksi atau tindakan
b)
Hindari
perubahan bentuk karena akan mengacaukan urutan kata yang dihafal dan kurang
menarik bagi otak.
c)
Jangan menambah
objek lain.
d)
Buat cerita
yang sependek mungkin karena akan semakin baik dan efektif.
e)
Bayangkan
gambar dari objek cerita
Teknik
ini adalah melatih merangkai membuat kalimat/cerita dari kata-kata yang
sudah ada.
Contoh :
a)
Semesta
b)
Variabel
c)
Konstanta
d)
Fungsi
e)
Persamaan
4.
Teknik Plesetan
Kata
Teknik plesetan kata yaitu menggantikan kata sulit yang ingin kita
hafal dengan kata lain yang bunyinya mirip atau lucu.
5.
Teknik Akrostik
(Jembatan Keledai)
Teknik akrostik adalah teknik menghafal dengan mengambil huruf
depan dari materi yang ingin diingat dan kemudian digabungkan hingga menjadi
singkatan atau kata/kalimat lucu.
Contoh: Mejikuhibiniu (Merah, Jingga,
Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu); Hari libur naik kuda, rabu kamis
free (singkatan dari unsur kimia golongan IA: H, Li, Natrium, K, Cs, Fr); Cewek sinting genit senang plembungan (singkatan dari unsur kimia
golongan IV A: C, Si, Gn, Sn, Pb).
D.
Kelebihan
dan Kekurangan Model Pembelajaran Quantum Learning
Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki
dalam bukunya yang berjudul “Quantum
Leraning”[8]
menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran quatum learning yaitu sebagai berikut.
1. Kelebihan
a. Pembelajaran
quantum berpangkal pada psikologi kognitif.
b. Pembelajaran
quantum bersifat humanistik.
c. Memusatkan
perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.
d. Menekankan
pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
e. Memiliki
model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
f. Mengutamakan
keberagaman dan kebebasan.
g. Memusatkan
perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan
prestasi fisikal atau material.
2. Kekurangan
a. Membutuhkan
pengalaman yang nyata.
b. Butuh
waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar.
c. Kesulitan
dalam mengidentifikasi keterampilan siswa.
Berdasarkan
pemaparan keunggulan dan kelemahan pembelajaran kuantum, pembelajaran kauntum
sangat memperhatikan keaktifan serta kreatifitas yang dapat dicapai oleh
peserta didik. Pembelajaran kuantum mengarahkan seorang guru menjadi guru yang
“baik”. baik dalam arti bahwa guru memiliki ide-ide kreatif dalam memberikan
proses pembelajaran, mengetahui dengan baik tingkat kemampuan siswa.
E.
Musik
Dalam pembelajaran Quantum Learning
Musik
sebenarnya berhubungan kondisi fisiologis manusia. Selama melakukan pekerjaan
mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung meningkat. Gelombang-gelombang otak
meningkat, otot-otot menia ditegang. Selama relaksasi dan meditasi denyut
jantung dan tekanan darah menurun, dan sulit berkonsentrasi, akan sulit untuk mengunakan konsentrasi penuh
apabila fisik mengalami kondisi tersebut inilah alasan quantum learning mengunakan musik dalam pembelajaranya, tetapi tidak semua jenis aliran musik bisa
digunakan dalam pembelajaran quantum lerning. Musik yang sesuai menurut
penemuan Dr. Lozanov adalah musik baroq dengan composer Bach, Handel, Vivaldi dan Pachelbel. Baroq musik diciptakan
sangat sistematis oleh para composernya dengan perhitungan tempo yang mengikuti
waktu di dalam jarum jam nada-nada diatur sedemikian mungkin dalam sebuah karya
musik sehingga para pendengarnya mendapatkan efek yang berbeda.[9]
Musik
membuat otak dan tubuh manusia menjadi rileks, musik dapat menstimulasi perkembangan
otak selain itu musik juga dapat menimbulkan efek tenang (smoothing effect) dan bisa menjadi penyemangat dan memperkuat daya
ingat anak-anak. Menurut ahli saraf dari Harvard University, Mark Tramo, M.D,
getaran musik yang masuk melalui telinga dapat memengaruhi kejiwaan. Ini
terjadi karena di dalam otak manusia terdapat jutaan sel saraf (neuron) dari sirkuit
secara unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar
ke berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori dibelahan kiri dan belahan kanan.
Mulai dari sinilah kaitan antara musik dan kecer dasar terjadi.[10]
Daftar Pustaka
Hastomi, E. Sumaryati. 2012. Terapi Musik Tips
Bagaimana Memaksimalkan Musik
Sebagai Terapi untuk Mendongkrak Kecerdasan Anak. Jakarta: Buku Kita
Sebagai Terapi untuk Mendongkrak Kecerdasan Anak. Jakarta: Buku Kita
DePorter, Bobbi, dkk. 1999. Quantum
Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung :Kaifa.
Menyenangkan. Bandung :Kaifa.
A’la, Miftahu. 2011. Quantum
Teaching. Jogjakarta:
Diva Press.
Gunawan, Adi, W. 2004. Genius Learning Strategy, Petunjuk praktis untuk
menerapkan
Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.
Accelerated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.
[1]Bobbi DePorter
dkk, Quantum Learning, Kaifa,
Bandung: 1992, hl. 15
[4] ibid, hal. 17
[7] Adi, W.
Gunawan, Genius Learning Strategy, Petunjuk praktis untuk menerapkan
Accelerated Learning., Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004.
[8]Bobbi DePorter
dkk, Quantum Learning, Kaifa,
Bandung: 1992, hl. 18-19
[9] Bobbi
DePorterdan Mike Hernaki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan , Bandung :Kaifa, 1999, h. 72.
[10]Sumber, I.
Hastomi, E. Sumaryati, Terapi Musik Tips Bagaimana Memaksimalkan Musik Sebagai Terapi untuk Mendongkrak Kecerdasan Anak, Jakarta: Buku Kita, 2012, h.
33.
Komentar
Posting Komentar