Makalah Kurikulum 2013 dan Permasalahannya
MAKALAH “KURIKULUM 2013 DAN PERMASALAHANNYA
DI PROVINSI MALUKU UTARA”
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan
yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah.
Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan
pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli
bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur
masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada
para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa,
mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun
masyarakat.
Kelas
merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Di sana semua
konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat, dan kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan
mewujudkan bentuk kurikulum nyata dan hidup. Perwujudan konsep, prinsip, dan
aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru. Oleh karena itu,
gurulah pemegang kunci pelaksanaan dan keberhasilan kurikulum. Suatu kurikulum
diharapkan memberikan landasan, isi, dan menjadi pedoman bagi pengembangan
kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan tuntutan dan tantangan
perkembangan masyarakat.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah. Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum
memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi
diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.
Kurikulum dipersiapkan dan
dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta
didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Makna dapat hidup di
masyarakat itu memiliki arti luas, yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan
peserta didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan
norma-norma masyarakat akan tetapi juga pendidikan harus berisi tentang
pemberian pengalaman agar anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat
dan bakat mereka. Dengan demikian dalam sistem pendidikan kurikulum merupakan
komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya bukan hanya menyangkut tujuan
dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimilki
setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu sendiri.
Indonesia
sudah mengalami beberapa kali perubahan perubahan kurikulum Adapun
Kurikulum yang pernah berlakudi Indonesia adalah:
1. Kurikulum 1947
Bentuknya memuat 2 hal pokok: a. daftar mata pelajaran dan
jam pengajarannya, b. Garis-garis besar pengajaran.
2. Kurikulum 1952
Bentuknya
memuat 5 hal pokok berikut: a. Pendidikan pikiran harus dikurangi, b. Isi
pelajaran harus dihubungkan dengan kesenian, c. Pendidikan watak, d. Pendidikan
jasmani, dan e. Kewarganegaraan Masyarakat.
3. Rencana Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1964
Bentuknya
memuat 5 hal pokok berikut: a. Manusia Indonesia berjiwa Pancasila, b.
ManPower, c. Kepribadian Kebudayaan Nasional yang luhur, d. Ilmu dan teknologi
yang tinggi, dan e. Pergerakan rakyat dan revolusi.
Rencana
Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal
dengan istilah Pancawardhana.
4. Kurikulum 1968
Dari
segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan
pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama.
5. Kurikulum 1975
Adapun ciri-ciri lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai
berikut:
a. Berorientasi pada tujuan.
Menganut
pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan
peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya
dan waktu.
Menganut
pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur
b. Pengembangan Sistem
Instruksional
(PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang
spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku
siswa. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada
stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
6. Kurikulum 1984
Adapun ciri umum kurikulum ini adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi kepada tujuan instruksional.
b. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak
didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
c. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan
pendekatan spiral.
d. Menanamkan pengertian terlebih dahulu
sebelum diberikan latihan.
e. Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
7. Kurikulum 1994
Adapun ciri umum dari kurikulum ini adalah sebagai berikut:
a. Sifat kurikulum objective based curriculum
b. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah
dengan sistem caturwulan.
c. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan
materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
d. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang
memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
e. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan
strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik,
dan sosial.
8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Depdiknas mengemukakan karakteristik KBK ialah sebagai
berikut.
a. Menekankan pada ketercapaian komoetensi
siswa baik secara individual maupun klasikal
b. Berorientasi pada hasil belajar dan
keberagaman
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan
pendekatann dan metode bervariasi
d. Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga
sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure edukatif
e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil
belajar dalam upaya poenguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Guru memiliki otoritas dalam mengembangkan kurikulum secara
bebas dengan memperhatikan karakteristik siswa dan lingkungan di sekolahnya.
10. Kurikulum 2013
Ada empat aspek yang harus diberi perhatian khusus dalam
rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.[1]
Perubahan kurikulum ini harus diantisipasi dan
dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran
memiliki kedudukan yang sangat strategi dalam keseluruhan kegiatan
pembelajaran, yang akan menentukan proses dan hasil pendidikan. Sekolah sebagai
pelaksana pendidikan, baik kepala sekolah, guru maupun peserta didik sangat
berkepentingan dan akan terkena dampaknya secara langsung dari setiap perubahan kurikulum. Di
samping itu, orang tua, para pemakai lulusan, dan para birokrat, baik di pusat
maupun di daerah akan terkena dampak
perubahan kurikulum tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Setiap perubahan kurikulum pastilah
menyisahkan banyak permasalahan, begitu juga dengan kurikulum 2013 para Guru di
Provinsi Maluku Utara merasa binggung dengan kurikulum baru ini, sehingga
proses belajar mengajar dikelas tidak berjalan normal.
Mengingat
pentingnya pemahaman menyeluruh konsep dasar dan permasalahan khususnya
kurikulum 2013 ini, maka penulis
tergerak untuk menyusunnya menjadi sebuah makalah yang khusus mengungkap
mengenai hal tersebut.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari
kurikulum?
2. Apa itu Kurikulum 2013?
3. Apa saja Permasalahan
Kurikulum 2013 di Provinsi Maluku Utara?
C. Tujuan
Mengacu dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari
kurikulum
2. Mengetahui apa itu
kurikulum 2013
3. Mengetahui apa saja permasalahan kurikulum 2013
di Provinsi Maluku Utara
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa
latin, yakni ”Curricule”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang
harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan
menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah
pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum
yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh
suatu jarak antara satu tempat dan ketempat lainnya dan akhirnya mencapai
finish. Pengertian ini menunjukkan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak
terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan di
luar kelas. Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar atau pendidikan
bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum. Kurikulum adalah rencana tertulis
tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang
perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai
kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat
pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan
dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya
pada satuan pendidikan tertentu
Berdasarkan
penjelasan diatas, maka kurikulum dapat diartikan sebagai berikut : (1).
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran artinya kurikulum adalah sejumlah
mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh
sejumlah pengetahuan, (2). Kurikulum sebagai rencana pembelajaran artinya
kurikulum ialah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan
siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,
sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan
bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum
harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum
tidak hanya terbatas pada sejumlah mata ajaran saja, melainkan meliputi segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti : bangunan sekolah,
alat pelajaran, perlengkapan perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan
lain-lain yang pada gilirannya menyediakan belajar secara efekif.
Kurikulum
sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh
siswa, sementara itu pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen
tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama disekolah
Kurikulum dalam bentuk plural menjadi “Curricula” atau Curriculums”. Kurikulum diselenggarakan,
direncanakan, dirancang, dan disusun. Kurikulum ini ditingkatkan, dievaluasi,
dan direvisi. Seperti halnya film fotografi, kurikulum dikembangkan, diatur dan
diperbaharui. Dengan kecerdasan sang perancang kurikulum yang bisa
dipertimbangkan, kurikulum dapat dicetak, dibentuk. Pada definisi yang ada saat ini, terlihat
bahwa kurikulum dapat disusun secara sempit (seperti materi pelajaran) atau
secara garis besar (seperti pada pengalaman belajar baik di sekolah dan di luar
yang dilangsungkan oleh sekolah). Penerapannya
di sekolah agar bisa digambarkan dari konsep/aturan kurikulum yang berbeda
tidak dapat diubah-ubah. Sekolah yang menerima definisi kurikulum, sebagai
suatu susunan subjek menghadapi tugas-tugas yang lebih
sederhana dibandingkan
sekolah yang meletakkan pada tanggung jawab atas pengalaman belajar baik di
dalam kelas maupun di luar sekolah
Kurikulum
merupakan inti dari proses pendidikan,
kurikulum merupakan bidang yang paling langsung berpengaruh terhadap
hasil pendidikan. Dalam pengembangan kurikulum, minimal dapat dibedakan antara
“disain kurikulum atau kurikulum tertulis (design, written, ideal, official,
formal, document curriculum) dan implementasi kurikulum atau kurikulum
perbuatan (curriculum implementation, curriculum in action, aktual
curriculum, real curriculum)”
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum
semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum
terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan.
Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu,
pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya.
Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan,
dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang
dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kurikulum diartikan sebagai... “Seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”
Dari
pengertian kurikulum di atas, secara eksplisit terlihat tiga komponen
kurikulum, yaitu: tujuan, isi dan bahanpelajaran,
serta cara atau metode yang digunakan Dengan
demikian pengertian kurikulum yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 20 tahun
2003 sudah mencakup keempat komponen utama kurikulum, yaitu; tujuan,
isi/bahan/materi, motede/cara, dan evaluasi.
Dari sekian banyak unsur sumber daya
pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi
signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya potensi peserta didik. Jadi
tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis
pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengaraakan peserta
didik menjadi:
1. Manusia berkualitas yang mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
2. Manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
B. Kurikulum 2013
Perubahan kurikulum harus diantisipasi dan
dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran
memiliki kedudukan yang sangat strategi dalam keseluruhan kegiatan
pembelajaran, yang akan menentukan proses dan hasil pendidikan. Sekolah sebagai
pelaksana pendidikan, baik kepala sekolah, guru maupun peserta didik sangat
berkepentingan dan akan terkena dampaknya secara langsung dari setiap perubahan kurikulum. Di
samping itu, orang tua, para pemakai lulusan, dan para birokrat, baik di pusat
maupun di daerah akan terkena dampak perubahan
kurikulum tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sebagian besar dari kita, tidak asing lagi
dengan Kurikulum 2013, sebuah sistem kurikulum baru
pengganti kurikulum lama (KTSP 2006). Saat ini dunia pendidikan di
Indonesia memang sedang berada dalam masa transisi dari kurikulum lama
KTSP 2006 untuk menjadi Kurikulum 2013 - artinya ada sebagian siswa
dari berbagai pelosok Indonesia yang masih menjalani kurikulum lama
(KTSP), dan ada juga sebagian yang sudah menjalani Kurikulum 2013.
Pada intinya kurikulum
2013 adalah sistem pengajaran yang berpusat pada peserta didik
(student centered active learning) yang memberikan kesempatan bagi siswa
agar dapat mengembangkan segala potensi dalam aspek sikap (afektif), kecerdasan (kognitif),
dan keterampilan (psikomotor). Jadi kurikulum 2013 ini meninggalkan gaya
belajar konvensional seperti guru memberikan penjelasan di depan kelas,
lalu murid menyerap ilmu yang guru berikan. Kurikulum 2013 ini
menginginkan siswa buat lebih aktif di kelas, mulai belajar sendiri, lalu
diskusi materi dalam kelompok,selanjutnya dipresentasikan hasilnya di depan
kelas, guru berperan sebagai mediator atau hosting atau juga penjawab
pertanyaan.
Dari ide gagasan Kurikulum
2013 ini siswa dituntut agar lebih proaktif dalam proses pembelajaran
tidak hanya pasif menerima penjelasan guru di kelas, tapi juga harus aktif
belajar secara mandiri.
Kurikulum
2013 adalah kurikulum yang mulai di laksanakan mulai tahun 2013. Hal ini adalah salah satu rencana pemerintah untuk
terus melakukan peningkatan sumber daya manusia untuk menyongsong perubahan
zaman dan perkembangan dunia informasi dan teknologi di masa yang akan datang.
Karena kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum – kurikulum yang
sebelumnya yang juga baru mulai di sosialisasikan
dan di laksanakan di tahun 2013. Maluku Utara sebagai salah satu Provinsi yang
juga mulai menggunakan kuikulum ini masih perlu banyak sosialisasi untuk lebih
meningkatkan pemahaman dan pengembangan dari masing – masing sekolah sasaran
yang di tunjuk sebagai sekolah pelaksana awal penggunaan kurikulum 2013. Adapun
kabupaten yang di tunjuk sebagai sekolah sasaran di tahun 2013 di Maluku Utara
Adalah Kabupaten Kota Ternate yang terdiri
dari 4 sekolah dan Kota Tidore yang terdiri dari 3 sekolah.
Sejalan
dengan penggunaan Kurikulum 2013, yang merupakan salah satu upya pemerintah
untuk terus meningkatkan sumber daya manusia Indonesia kedepannya, dan ada
berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas dan layanan
pendidikan sebagaimana tertuang dalam tujuan pendidikan nasional. Upaya ini
akan terus dilakukan mengingat kompleksnya permasalahan dan luasnya ruang
lingkup yang dihadapi. Namun demikian upaya yang telah dilakukan belum
seluruhnya menampakkan hasil yang nyata sehingga pembenahan dan penyempurnaan
kurikulum maupun sistem penilaian serta pengelolaan satuan pendidikan perlu
dilakukan secara terus menerus untuk mampu terus mendukung pembelajaran yang
lebih efektif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan agar lulusan memiliki kecakapan
atau kompetensi dalam mengembangkan kreatifitas, produktif dan cakap dalam
memanfaatkan kompetesinya dalam meningkatkan kemampuan melalui entrepreneurship literacy, yang sesuai
dengan budaya dan karakter bangsa Indonesia yakni dalam aspek nilai-nilai, moral,
norma dan keyakinan yang mendasari cara pandang, berpikir, bersikap, dan cara
bertindak sesuai jati diri bangsa Indonesia.
C. Permasalahan Kurikulum 2013 Di Provinsi Maluku Utara
Provinsi
Maluku Utara adalah daerah kepulauan dan ketika ada pergantian kurikulum
terjadi berbagai masalah yang dihadapi. Begitu banyaknya orang yang bertanya
tentang kurikulum baru dan ketidak sempurnaanya yang sudah diterapkan di bulan
Juli 2013, membuat Penulis harus menuliskan informasinya secara lengkap dan apa
adanya. Sejalan dengan upaya
tersebut, kemampuan profesional pendidik/guru untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam kegiatan pembelajaran perlu
ditingkatkan secara terus menerus melalui berbagai program/kegiatan seperti
sosialisasi, pelatihan, workshop kurikulum, pendampingan, advokasi, dan
sebagainya.
Sebelum membahas
permasalahan kurikulum 2013 di Provinsi Maluku Utara, penulis akan memaparkan
permasalahan kurikulum 2013 secara umum yang dihadapi sekolah di
Indonesia. Sejumlah Masalah dalam
Kurikulum 2013 menurut Hartini Nara, M.Si. Inti pendidikan adalah guru. Guru
adalah pemain inti. Masalah kurikulum, tidak meniscayakan bahwa kurikulum tidak
harus berubah sama sekali, tidak. Kurikulum harus menjawab tantangan zaman.
Iya. Tapi bukan berarti hari ini dikonsep, hari ini harus jalan. 2012 uji
publik hanya dari PPT. Buku belum siap, kesiapan guru di lapangan belum siap.
Permasalahan mendasar Kurikulum 2013 antara lain :
1. Tidak
melalui riset dan evaluasi yang mendalam
2. Menitikberatkan siswa
3. Ketidaksiapan guru
karena terkesan mendadak
4. Tematik lebih cocok di
kelas dasar
5. Tidak memperhatikan
konteks sosiologis keIndonesiaan Untuk mencoba menerapkan model pembelajaran
yang sederhana saja, prosesnya panjang, dicoba di kelas kecil dulu, Kurikulum
2013 menyederhanakan persoalan.
Evaluasi
juga tidak terdengar dengung yang resmi. TIMSS, PISA nilai kita rendah. Kalau
hasil dari pendidikan saat TIMSS, PISA rendah apa kita tidak melihat
pelaksanaannya di lapangan. Kurikulum kita seperti apa dan budaya belajar di
kita belum bisa menandingi budaya belajar, membaca, kesungguh-sungguhan dalam
mencari ilmu pengetahuan. Kalau acuannya jepang seperti di PPT. Amerika, korea
selatan menambah jam pelajaran. Korea sudah tumbuh sejak kecil membacanya, Jam
pelajaran ditambah sampai 36 jam di SD. Perubahan belajar bukan membuat
pembelajaran yang lebih menyenangkan. Perpustakaan sekolah buku yang sudah
lawas. Bagaimana mau punya budaya baca, sedangkan sumber bacaannya masih terbatas.
Struktur kurikulum, jumlah jam yang teralu banyak bukan pemecahan masalah.
Bosan dengan sekolah, Harus belajar terus. Kesukaan terhadap belajar akan
menurun. Kalau menghadapi guru yang frustasi, harus mengajarkan banyak hal
sekaligus [9]
Kurikulum 2013 adalah
kurikulum yang mulai di laksanakan pada tahun 2013. Hal ini adalah salah satu rencana pemerintah untuk
terus melakukan peningkatan sumber daya manusia untuk menyongsong perubahan
zaman dan perkembangan dunia informasi dan teknologi di masa yang akan datang.
Karena kurikulum 2013 adalah pengembangan dari kurikulum – kurikulum yang
sebelumnya yang juga baru mulai di
sosialisasikan dan di laksanakan di tahun 2013. Maluku Utara sebagai salah satu
Provinsi yang juga mulai menggunakan kuikulum ini masih perlu banyak
sosialisasi untuk lebih meningkatkan pemahaman dan pengembangan dari masing –
masing sekolah sasaran yang di tunjuk sebagai sekolah pelaksana awal penggunaan
kurikulum 2013. Adapun kabupaten yang di tunjuk sebagai sekolah sasaran di
tahun 2013 di Maluku Utara Adalah Kabupaten Kota Ternate yang terdiri dari 4 sekolah dan Kota Tidore yang terdiri
dari 3 sekolah.
Permasalahan mendasar yang masih dihadapi
Guru khususnya di Provinsi Maluku Utara dalam proses belajar-mengajar khususnya
kurikulum 2013 antara lain adalah:
1. t
erbentuknya opini di
masyarakat bahwa nilai ujian nasional seolah-olah menggambarkan prestasi belajar secara utuh,
yang mempersepsikan bahwa kemenangan dalam olimpiade, kontes idol, atau
perlombaan olahraga dipandang sebagai cermin prestasi belajar yang utuh;

2. pembelajaran yang
terpisah-pisah baik antar-mata pelajaran maupun antara satu kompetensi dengan
kompetensi lainnya;
3. pengajaran yang belum
secara optimal berpusat kepada siswa;
4. terbatasnya sumber daya dan sumber belajar yang
tersedia;
5. masih banyak siswa berasal dari keluarga
dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah, dukungan kepada siswa masih
terbatas;
6. guru yang belum secara
efektif melaksanakan belajar aktif.
Mempertimbangkan berbagai permasalahan
tersebut, pembenahan dan pengembangan secara berkelanjutan tentang penggunaan
kurikulum 2013 di provinsi – provinsi di Indonesia khususnya di Provinsi Maluku
Utara harus tetap di lakukan secara berkala sebagai salah satu alternatif yang
dapat dipilih untuk mengatasi keragaman kemampuan dan meningkatkan akselerasi
pengembangan dan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai dengan
visi kurikulum 2013 di masing-masing daerah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan yang dipaparkan di
atas, penyusun makalah ini menyimpulkan bahwa:
Secara
etimologi kata kurikulum diambil dari bahasa Yunani, Curere berarti
jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari mulai start sampai finish.
Sedangkan dalam terminology, terdapat perbedaan pengertian kurikulum. Dalam
pengertian lama kurikulum didefinisikan sebagai sejumlah materi pelajaran yang
harus ditempuh dan dipelajari oleh peserta didik untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan, yang telah tersusun secara sistematis dan logis.
Adapun
pengertian pengembangan menunjukkan kepada suatu kegiatan yang menghasilkan
suatu cara yang “baru”, di mana selama kegiatan tersebut, penilaian dan
penyempurnaan terhadap cara tersebut terus dilakukan. Pengertian pengembangan
ini berlaku juga bagi kurikulum pendidikan. Karena pengembangan kurikulum juga
terkait penyusunan kurikulum itu sendiri dan pelaksanaannya pada satuan
pendidikan disertai dengan evaluasi dengan intensif.
Pada intinya kurikulum
2013 adalah sistem pengajaran yang berpusat pada peserta didik
(student centered active learning) yang memberikan kesempatan bagi siswa
agar dapat mengembangkan segala potensi dalam aspek sikap (afektif),
kecerdasan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Jadi kurikulum
2013 ini meninggalkan gaya belajar konvensional seperti guru memberikan
penjelasan di depan kelas, lalu murid menyerap ilmu yang guru
berikan. Kurikulum 2013 ini menginginkan siswa buat lebih aktif di
kelas, mulai belajar sendiri, lalu diskusi materi dalam kelompok,selanjutnya
dipresentasikan hasilnya di depan kelas, guru berperan sebagai
mediator atau hosting atau juga penjawab pertanyaan.
Permasalahan mendasar yang masih dihadapi
Guru khususnya di Provinsi Maluku Utara dalam proses belajar-mengajar antara
lain adalah:
1. t
erbentuknya opini di
masyarakat bahwa nilai ujian nasional seolah-olah menggambarkan prestasi belajar secara utuh,
yang mempersepsikan bahwa kemenangan dalam olimpiade, kontes idol, atau
perlombaan olahraga dipandang sebagai cermin prestasi belajar yang utuh;

2. pembelajaran yang terpisah-pisah baik antar-mata
pelajaran maupun antara satu kompetensi dengan kompetensi lainnya;
3. pengajaran yang belum secara optimal berpusat
kepada siswa;
4. terbatasnya sumber daya dan sumber belajar
yang tersedia;
5. masih banyak siswa berasal dari keluarga
dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah, dukungan kepada siswa masih
terbatas;
6. guru yang belum secara efektif melaksanakan
belajar aktif.
B.
Saran
Sebagai sekolah sasaran
yang menjadi pelaksana awal dari implementasi kurikulum 2013, masih banyak hal
– hal yang perlu di pelajari dan di kembangkan untuk dapat melaksanakan
kurikulum 2013 ini dengan baik dan efektif. Salah satu cara yang di tempuh oleh
sekolah – sekolah sasaran di Maluku Utara untuk meningkatkan sosialisasi dan
pengembangan dari kurikulum 2013 ini adalah dengan melakukan kegiatan secara
bersama – sama untuk membuat pedoman kurikulum 2013 yang berisi semua
kelengkapan dari dokumen kurikulum 2013. Dalam kegiatan ini sekolah – sekolah
sasaran dari Kota Ternate dan Kota Tidore bergabung dan membentuk Tim sesuai dengan
bidang studi dalam kurikulum 2013, dimana tugas pokok dan fungsi dari tim ini
adalah menyusun pedoman kurikulum 2013 disertai dengan silabus dan rpp sesuai
dengan bidang studi masinng – masing. Di harapkan kegiatan gabungan yang di
lakukan oleh sekolah – sekolah sasaran di Maluku Utara ini dapat memberikan
penguatan dan penyegaran tentang kurikulum 2013 di satuan pendidikan masing –
masing. Baik secara konteks, visi dan misi, tujuan sekolah, muatan lokal,
pengembangan diri, penilaian kelas, dll), juga dalam rangka mendukung rencana
strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010 – 2014 yang mengamanatkan bahwa
visi pendidikan nasional 2014 adalah “Terselenggaranya Layanan Prima Pendidikan
Nasional untuk Membentuk Insan Indonesia Cerdas Komprehensif”.
DAFTAR
PUSTAKA
Mulyasa E. 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi
(Konsep, Karakteristik, dan Implementasi). Bandung : Remaja Rosdakarya.
Muhammad
Nuh, Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas IV(Jakarta: Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjminan Mutu Pendidikan, 2013),
Nana Syaodih Sukmadinata. (2003). Pengembangan Kurikulum:
Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Oliva. Peter F. 1982. Developing the Curriculum. Boston Toronto : Little, Brown and Company.
Oemar Hamalik.2006. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya.
Sinar Grafika. (2003). Undang-Undang
SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI No. 20 Tahun 2003). Jakarta.
Taba,
Hilda. Curriculum Development Theory and
Practice. Harcourt. New York: 1962
http://www.kompasiana.com/wijayalabs/sejumlah-masalah-dalam-kurikulum-2013 diakses pada tanggal 2 desember 2015
Komentar
Posting Komentar