makalah Online Learning
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah
Teknologi dalam bidang
pendidikan pada zaman sekarang perkembangannya semakin maju pesat. Pengembangan
teknologi ini ditujukan untuk meningkatkan fasilitas yang mampu membuat
pendidikan menjadi lebih baik. Salah satu teknologi pendidikan yang banyak dikembangkan
adalah Online Learning.
Salah satunya pemanfaatan teknologi
komputer dalam kegiatan belajar mengajar adalah program online learning yang
telah menjadi salah satu kebutuhan bagi civitas akademika, baik pendidik
maupun peserta didik.
Perubahan paradigma strategi
pembelajaran dari teacher-centered ke student-centered mendorong civitas
akademika untuk menggunakan online learning sebagai salah satu metode
pembelajaran yang dipersepsikan bersifat student centered. Pemanfaatan online learning
diharapkan dapat memotivasi peningkatan kualitas pembelajaran dan materi ajar,
kualitas aktivitas dan kemandirian peserta didik, serta komunikasi antara
pendidik dengan peserta didik maupun antar peserta didik.
Online learning juga dapat digunakan
unuk mengatasi keterbatasan ruang kelas serta hambatan jarak dan waktu di dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Dengan menggunakan bantuan teknologi informasi dan komunikasi tersebut.
Adanya alat-alat itu dapat mengubah pikiran manusia,
mengubah cara kerja dan cara hidupnya. Demikian juga,
pendidikan tidak terlepas dari pengaruh teknologi.Kejadian ini dapat diidentifikasikan sebagai kemajuan ilmu pengetahuan teknologi,
informasi dan komunikasi.
Dari beberapa penyebab kemajuan ilmu pengetahuan teknologi,
informasi dan teknologi tersebut dapat diambil suatu pertanyaan, “Upaya apa yang
dilakukan oleh para pakar pendidikan untuk memajukan bidang pendidikan tersebut
?” Realitas ini sangat penting untuk dibahas dalam makalah ini.
Untuk itu pembahasan makalah ini
diangkat untuk mengungkap masalah-masalah tersebut. Berdasarkan fakta yang ada,
dan karya-karya ilmiah yang telah ditulis oleh para pakar pendidikan, telah
ditemukan upaya untuk memajukan dunia pendidikan, dengan
menciptakan/memperkenalkan sistem pembelajaran yang efektif dan efisien bagi
guru dan peserta didik.yang berupa pembelajaran jarak jauh dengan mempergunakan
media elektronika yang dikenal dengan istilah online Learning.
Seperti
Sebagaimana yang disebutkan di atas, Onlinelearning telah mempersingkat waktu
pembelajaran. Online learning
mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik
dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik.Peserta didik dapat
saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang
dimaksud dengan online learning?
b. Apafungsionline learning?
c. Bagaimana kedudukanonline
learning dalam pembelajaran?
d. Apakompenen desain
online learning?
e.
Bagaimanakahstrategi pembelajaran online
interaktif yang tepat ? (using interactive teaching and learning strategies)
C. Tujuan
a.
Untuk mengetahui tentang Onlinelearning
b.
Untuk mengetahui Fungsionline learning
c.
Untuk mengetahui kedudukanonline learning
d.
Untuk mengetahui komponen desainonline learning
e.
Untuk mengetahui strategi pembelajaranonline learnig
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Definisi Online
Learning
Banyak
istilah yang digunakan untuk mendefinisikan online
learning sehingga menyulitkan untuk mengembangkan definisi yang generik.
Carliner (1999) p.1 mendefinisikan online
learning sebagai materi pembelajaran yang disajikan dengan komputer. Khan
(1997) mendefinisikan onlinelearning
sebagai pendekatan inovatif untuk memberikan instruksi kepada peserta didik yang berjarak jauh dan
menggunakan web sebagai media perantara. Ketentuan yang bersifat umum yang
digunakan termasuk e-learning, internet learning, distributed learning,networked learning, tele-learning, virtual
learning, computer assisted learning,
web based learning, dan distance learning. Semua istilah ini
menyiratkan bahwa pelajar berada pada suatu jarak tertentu dengan guru atau
instruktur dan menggunakan beberapa bentuk teknologi (umumnya komputer) untuk
mengakses bahan ajar serta untuk berinteraksi dengan tutor atau instruktur dan
peserta didik lainnya.
Salah satu perhatian pendidikan yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan
adalah
berkaitan dengan kualitas
pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Dari berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya yang
dapat dilakukan untuk peningkatan
kualitas tersebut adalah mengembangkan pembelajaran yang
berorientasi pada pembelajar.
Pembelajaran yangberorientasi
pada pembelajar dapat dilakukan dengan membangun sistem pembelajaran yang memungkinkan pembelajar memiliki kemampuan untuk belajar lebih menarik, interaktif, dan
bervariasi. Pembelajar harus mampu memiliki kompetensi yang berguna bagi masa
depannya. Seiring dengan perkembangan
teknologi berikut infrastruktur penunjangnya, upaya peningkatan
kualitas pembelajaran dapat
dilakukan melalui pemanfaatan teknologi tersebut dalam suatu sistem
yang dikenal dengan onlinelearning. Onlinelearning merupakan suatu sistem yang
dapat memfasilitasi pembelajar belajar
lebih luas, lebih banyak, dan bervariasi.
Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, pembelajar dapat belajar kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh jarak, ruang dan waktu.
Materi pembelajaran yang dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya dalam
bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti visual, audio, dan gerak. Onlinelearning memerlukan pembelajar dan pengajar berkomunikasi
secara interaktif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi, seperti media komputer dengan internetnya, telepon atau fax,
Pemanfaatan media ini bergantung pada struktur materi pembelajaran
dan tipe-tipe komunikasi yang diperlukan. Transkrip percakapan, contoh-
contoh informasi, dan dokumen-dokumen tertulis yang menghubungkan
pada onlinelearning atau pembelajaran melalui Web yang menunjukkan
contoh-contoh penuh teks adalah cara-cara tipikal bahwa pentingnya
materi pembelajaran didokumentasi secara online. Komunikasi yang lebih
banyak visual meliputi gambaran papan tulis, kadang-kadang digabungkan
dengan sesi percakapan, dan konferensi video, yang memperbolehkan
pembelajar yang suka menggunakan media yang berbeda untuk bekerja
dengan pesan-pesan yang tidak dicetak.
Melalui fasilitas yang disediakan oleh sistem tersebut, pembelajar dapat belajar kapan dan dimana saja tanpa terbatas oleh jarak, ruang dan waktu.
Materi pembelajaran yang dipelajari lebih bervariasi, tidak hanya dalam
bentuk verbal, melainkan lebih bervariasi seperti visual, audio, dan gerak. Onlinelearning memerlukan pembelajar dan pengajar berkomunikasi
secara interaktif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi, seperti media komputer dengan internetnya, telepon atau fax,
Pemanfaatan media ini bergantung pada struktur materi pembelajaran
dan tipe-tipe komunikasi yang diperlukan. Transkrip percakapan, contoh-
contoh informasi, dan dokumen-dokumen tertulis yang menghubungkan
pada onlinelearning atau pembelajaran melalui Web yang menunjukkan
contoh-contoh penuh teks adalah cara-cara tipikal bahwa pentingnya
materi pembelajaran didokumentasi secara online. Komunikasi yang lebih
banyak visual meliputi gambaran papan tulis, kadang-kadang digabungkan
dengan sesi percakapan, dan konferensi video, yang memperbolehkan
pembelajar yang suka menggunakan media yang berbeda untuk bekerja
dengan pesan-pesan yang tidak dicetak.
Pembelajaran jarak jauh online
menerapkan sistem pembelajaran online (onlinelearning) yang berbasis web. Model
pembelajaran jarak jauh online diawali dengan perencanaan yang baik, kemudian cara materi pembelajaran
disampaikan (deliverycontent) kepada
pembelajar yang harus mengacu pada
perancangan tersebut. Pada dasarnya terdapat perbedaan antara desain pembelajaran konvensional secara
tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh online.
Ruang lingkup kompetensi bagi seorang
pengajar dalam pembelajaran
jarak jauh meliputi perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran,
keterampilan penyajian baik verbal maupun non verbal, kerjasama
tim, keterampilan strategi bertanya, keahlian dalam penguasaan materi
pembelajaran, melibatkan pembelajar dalam pembelajaran dan koordinasi
aktivitas belajarnya, pengetahuan tentang teori belajar, pengetahuan
tentang pembelajaran jarak jauh, pengetahuan tentang perencanaan
pembelajaran, dan penguasaan media pembelajaran.
jarak jauh meliputi perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran,
keterampilan penyajian baik verbal maupun non verbal, kerjasama
tim, keterampilan strategi bertanya, keahlian dalam penguasaan materi
pembelajaran, melibatkan pembelajar dalam pembelajaran dan koordinasi
aktivitas belajarnya, pengetahuan tentang teori belajar, pengetahuan
tentang pembelajaran jarak jauh, pengetahuan tentang perencanaan
pembelajaran, dan penguasaan media pembelajaran.
Pengelolaan sistem
pembelajaran online berbeda
dengan sistem
konvensional. Sistem pembelajaran online menuntut keberadaan
infrastruktur dan teknologi yang mendukung (technology suport), seperti
computer, televisi, satelit, video interaktif, CD ROM, dan sebagainya.
Keterlibatan teknologi tersebut tidak bisa digunakan secara spontanitas
namun diperlukan sebuah desain pembelajaran yang memadukan
teknologi tersebut secara efektif. Pembelajaran online memiliki variasi
sesuai dengan modus yang digunakannya, yaitu online sepenuhnya atau
kombinasi dengan tatap muka (face to face). Tatap muka dapat juga
dilakukan dengan melibatkan teknologi, misalnya video conferencing atau
tele conferencing.
konvensional. Sistem pembelajaran online menuntut keberadaan
infrastruktur dan teknologi yang mendukung (technology suport), seperti
computer, televisi, satelit, video interaktif, CD ROM, dan sebagainya.
Keterlibatan teknologi tersebut tidak bisa digunakan secara spontanitas
namun diperlukan sebuah desain pembelajaran yang memadukan
teknologi tersebut secara efektif. Pembelajaran online memiliki variasi
sesuai dengan modus yang digunakannya, yaitu online sepenuhnya atau
kombinasi dengan tatap muka (face to face). Tatap muka dapat juga
dilakukan dengan melibatkan teknologi, misalnya video conferencing atau
tele conferencing.
Untuk pengembangan
keberhasilan sebuah onlinelearning diperlukan
desain onlinelearning dengan cara langkah demi langkah. Desain ini
secara khusus difokuskan pada penggunaan metode lanjutan dalam
pembelajaran jarak jauh, khususnya pada aspek desain dan prinsip-
prinsipnya. Diantaranya dalah pengembangan onlinelearning dengan cara
menyimpan bahan tulisan dalam bentuk HTML. Pada umumnya orang
belajar dan menyimak sebuah bacaan dari bahan-bahan tercetak (printed
matterial). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
mengubah data-data dalam bentuk cetak menjadi bahan-bahan digital
yang dapat dilihat pada layar monitor dan selanjutnya dapat diprint out.
Bahan-bahan yang disajikan dalam webonline perlu dirancang dengan
teks yang disajikan tidak seperti halnya dalam buku teks namun perlu
diorganisir. Hal tersebut karena terdapat perbedaan kemampuan orang
membaca di komputer dengan membaca langsung. Desain online dikenal
dengan istilah storyboard dan pemetaan visual (visual map) yang tidak
hanya untuk program komputer namun juga untuk program TV, CD
interaktif dan lain-lain.
desain onlinelearning dengan cara langkah demi langkah. Desain ini
secara khusus difokuskan pada penggunaan metode lanjutan dalam
pembelajaran jarak jauh, khususnya pada aspek desain dan prinsip-
prinsipnya. Diantaranya dalah pengembangan onlinelearning dengan cara
menyimpan bahan tulisan dalam bentuk HTML. Pada umumnya orang
belajar dan menyimak sebuah bacaan dari bahan-bahan tercetak (printed
matterial). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
mengubah data-data dalam bentuk cetak menjadi bahan-bahan digital
yang dapat dilihat pada layar monitor dan selanjutnya dapat diprint out.
Bahan-bahan yang disajikan dalam webonline perlu dirancang dengan
teks yang disajikan tidak seperti halnya dalam buku teks namun perlu
diorganisir. Hal tersebut karena terdapat perbedaan kemampuan orang
membaca di komputer dengan membaca langsung. Desain online dikenal
dengan istilah storyboard dan pemetaan visual (visual map) yang tidak
hanya untuk program komputer namun juga untuk program TV, CD
interaktif dan lain-lain.
Menurut Selma
Koc and all (2015)Technology plays a positive role on student learning,
offering an engaged learning environment.
Teknologi
memainkan satu peran positif pada belajar murid, Menawarkan keterlibatan murid
di satu lingkungan belajar
Onlinelearning dapat dirumuskan sebagai “a large
collection of computers in
networks that are tied together so that many users can share their vast resources’ (Saul Carliner, 2003). Pengertian onlinelearning
meliputi aspek perangkat keras
(infrastruktur) berupa seperangkat komputer yang saling berhubungan satu sama lain dan memiliki kemampuan
untuk mengirimkan data, baik berupa teks, pesan, grafis, maupun suara.
Dengan kemampuan ini onlinelearning
dapat diartikan sebagai suatu jaringan komputer
yang saling terkoneksi dengan jaringan komputer lainnya ke seluruh penjuru dunia. Namun demikian, pengertian online
learning bukan hanya berkaitan dengan dengan perangkat
keras saja, melainkan juga mencakup
perangkat lunak berupa data yang dikirim dan disimpan yang sewaktu-waktu dapat diakses. Beberapa komputer yang
saling berhubungan satu sama lain dapat menciptakan fungsi sharing yang
secara sederhana hal ini dapat disebut sebagai jaringan (networking). Fungsi
sharing yang tercipta melalui jaringan (networking) tidak hanya mencakup
fasilitas yang sangat dan sering dibutuhkan, seperti printer atau modem,
maupun yang berkaitan dengan data atau program aplikasi tertentu.
Kemajuan lain yang berkaitan dengan online learningadalah banyaknya terminal komputer di seluruh dunia terkoneksi ke onlinelearning, sehingga banyak pula orang yang menggunakan onlinelearning setiap harinya. Mengingat onlinelearning sebagai metoda atau sarana komunikasi yang mampu memberikan manfaat besar bagi kepentingan para peneliti, pengajar, dan pembelajar, maka para pengajar perlu memahami karakteristik atau potensi onlinelearning agar dapat memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan pembelajaran para pembelajarnya. Keuntungan onlinelearning adalah media yang menyenangkan, sehingga menimbulkan ketertarikan pembelajar pada program-program online. Pembelajar yang belajar dengan baik akan cepat memahami komputer atau dapat mengembangkan dengan cepat keterampilan komputer yang diperlukan, dengan mengakses Web. Oleh karena itu, siswa dapat belajar di mana pun pada setiap waktu.
saling berhubungan satu sama lain dapat menciptakan fungsi sharing yang
secara sederhana hal ini dapat disebut sebagai jaringan (networking). Fungsi
sharing yang tercipta melalui jaringan (networking) tidak hanya mencakup
fasilitas yang sangat dan sering dibutuhkan, seperti printer atau modem,
maupun yang berkaitan dengan data atau program aplikasi tertentu.
Kemajuan lain yang berkaitan dengan online learningadalah banyaknya terminal komputer di seluruh dunia terkoneksi ke onlinelearning, sehingga banyak pula orang yang menggunakan onlinelearning setiap harinya. Mengingat onlinelearning sebagai metoda atau sarana komunikasi yang mampu memberikan manfaat besar bagi kepentingan para peneliti, pengajar, dan pembelajar, maka para pengajar perlu memahami karakteristik atau potensi onlinelearning agar dapat memanfaatkannya secara optimal untuk kepentingan pembelajaran para pembelajarnya. Keuntungan onlinelearning adalah media yang menyenangkan, sehingga menimbulkan ketertarikan pembelajar pada program-program online. Pembelajar yang belajar dengan baik akan cepat memahami komputer atau dapat mengembangkan dengan cepat keterampilan komputer yang diperlukan, dengan mengakses Web. Oleh karena itu, siswa dapat belajar di mana pun pada setiap waktu.
B. Fungsi
OnlineLearning
Menurut menurut Saul Carliner- (2003),setidak-tidaknya ada 3 fungsi atau
potensi online
learning yang
dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai alat komunikasi,
alat mengakses informasi, dan alat pendidikan atau pembelajaran.
1. Fungsi Alat
Komunikasi
Dengan menggunakan onlinelearning,
dapat berkomunikasi kemana saja
secara cepat. Misalnya, dapat berkomunikasi dengan menggunakan e-mail,
atau berdiskusi melalui chatting maupun mailing list. Berkomunikasi dengan
e-mail atau chatting berbeda dan lebih efektif dan efisien dibandingkan
dengan menggunakan telepon dan facsimile (fax) yang juga sama-sama
mampu menyampaikan informasi sangat cepat. Pada komunikasi yang
menggunakan telepon, semakin jauh jarak orang yang berkomunikasi,
semakin mahal pula biaya pulsa telepon yang harus dibayar. Pembayaran
akan semakin mahal lagi manakala waktu berkomunikasi berlangsung
lebih lama sesuai dengan banyaknya informasi yang disampaikan. Di sisi
lain, berkomunikasi melalui onlinelearning, pulsa telepon yang dibayar
secara cepat. Misalnya, dapat berkomunikasi dengan menggunakan e-mail,
atau berdiskusi melalui chatting maupun mailing list. Berkomunikasi dengan
e-mail atau chatting berbeda dan lebih efektif dan efisien dibandingkan
dengan menggunakan telepon dan facsimile (fax) yang juga sama-sama
mampu menyampaikan informasi sangat cepat. Pada komunikasi yang
menggunakan telepon, semakin jauh jarak orang yang berkomunikasi,
semakin mahal pula biaya pulsa telepon yang harus dibayar. Pembayaran
akan semakin mahal lagi manakala waktu berkomunikasi berlangsung
lebih lama sesuai dengan banyaknya informasi yang disampaikan. Di sisi
lain, berkomunikasi melalui onlinelearning, pulsa telepon yang dibayar
hanyalah pulsa lokal. Tidak ada pengaruh
jarak atau jauh-dekatnya orang
yang dihubungi (komunikan). Cukup membayar biaya pulsa telepon
lokal di samping biaya langganan bulanan kepada OnlineLearning
Service Provider (ISP), maka berbagai informasi atau dokumen yang perlu
dikomunikasikan dapat terkirimkan dengan sangat cepat. Manakala
dokumen yang akan dikirimkan cukup banyak, maka dokumen tersebut
dapat disiapkan secara cermat terlebih dahulu dan kemudian dikirimkan
sebagai lampiran e-mail(attachment). Dengan demikian, kemungkinan
kesalahan penyampaian informasi dapat dihindarkan.
yang dihubungi (komunikan). Cukup membayar biaya pulsa telepon
lokal di samping biaya langganan bulanan kepada OnlineLearning
Service Provider (ISP), maka berbagai informasi atau dokumen yang perlu
dikomunikasikan dapat terkirimkan dengan sangat cepat. Manakala
dokumen yang akan dikirimkan cukup banyak, maka dokumen tersebut
dapat disiapkan secara cermat terlebih dahulu dan kemudian dikirimkan
sebagai lampiran e-mail(attachment). Dengan demikian, kemungkinan
kesalahan penyampaian informasi dapat dihindarkan.
Sedangkan komunikasi melalui facsimile
(fax), prosesnya memang sama-
sama berlangsung sangat cepat. Informasi atau dokumen yang akan
dikirimkan telah dipersiapkan terlebih dahulu. Perbedaannya adalah
bahwa semakin jauh jarak tujuan pengiriman fax, maka semakin besar
pula biaya yang harus dibayar. Biaya pengiriman ini akan semakin besar
lagi manakala semakin banyak jumlah lembar dokumen yang akan
dikirimkan lewat fax. Sekalipun demikian, masih belum atau tidak ada
jaminan mengenai kualitas penerimaan dokumen yang dikirimkan,
karena adakalanya terjadi gangguan dalam penerimaan, seperti misalnya
tidak semua lembar dokumen secara utuh (lengkap) diterima di tempat
tujuan, di samping kualitas teks-nya ada kalanya juga tidak jelas atau
mengalami distorsi. Komunikasi yang diuraikan di atas masih bersifat dari
seorang kepada seorang yang lain (one-to-one communication). Dengan memanfaatkan teknologi onlinelearning, maka komunikasi dari seorang kepada banyak orang (one-to-many communication) dapat dilakukan secara simultan/bersamaan, yaitu misalnya melalui fasilitas e-mail, mailing list, atau chatting.
sama berlangsung sangat cepat. Informasi atau dokumen yang akan
dikirimkan telah dipersiapkan terlebih dahulu. Perbedaannya adalah
bahwa semakin jauh jarak tujuan pengiriman fax, maka semakin besar
pula biaya yang harus dibayar. Biaya pengiriman ini akan semakin besar
lagi manakala semakin banyak jumlah lembar dokumen yang akan
dikirimkan lewat fax. Sekalipun demikian, masih belum atau tidak ada
jaminan mengenai kualitas penerimaan dokumen yang dikirimkan,
karena adakalanya terjadi gangguan dalam penerimaan, seperti misalnya
tidak semua lembar dokumen secara utuh (lengkap) diterima di tempat
tujuan, di samping kualitas teks-nya ada kalanya juga tidak jelas atau
mengalami distorsi. Komunikasi yang diuraikan di atas masih bersifat dari
seorang kepada seorang yang lain (one-to-one communication). Dengan memanfaatkan teknologi onlinelearning, maka komunikasi dari seorang kepada banyak orang (one-to-many communication) dapat dilakukan secara simultan/bersamaan, yaitu misalnya melalui fasilitas e-mail, mailing list, atau chatting.
2. Fungsi
Akses Informasi
Melalui onlinelearning, dapat
diakses berbagai informasi, seperti prakiraan
cuaca, perkembangan sosial, ekonomi, budaya, politik, ilmu pengetahuan,
dan teknologi yang disajikan oleh berbagai berbagai sumber tanpa harus
berlangganan. Pembelajar dapat mengakses berbagai referensi, baik yang
berupa hasil penelitian, maupun artikel hasil kajian dalam berbagai bidang.
Onlinelearning merupakan perpustakaan yang terbesar dari perpustakaan
yang ada di mana pun, sehingga pembelajar tidak harus langsung pergi
ke perpustakaan untuk mencari berbagai referensi. Melalui
onlinelearning informasi dalam berbagai bidang yang tersedia atau
perkembangan yang terjadi di seluruh penjuru dunia (global world) dapat
diakses dengan cepat diketahui oleh banyak orang. Begitu pula dengan
cuaca, perkembangan sosial, ekonomi, budaya, politik, ilmu pengetahuan,
dan teknologi yang disajikan oleh berbagai berbagai sumber tanpa harus
berlangganan. Pembelajar dapat mengakses berbagai referensi, baik yang
berupa hasil penelitian, maupun artikel hasil kajian dalam berbagai bidang.
Onlinelearning merupakan perpustakaan yang terbesar dari perpustakaan
yang ada di mana pun, sehingga pembelajar tidak harus langsung pergi
ke perpustakaan untuk mencari berbagai referensi. Melalui
onlinelearning informasi dalam berbagai bidang yang tersedia atau
perkembangan yang terjadi di seluruh penjuru dunia (global world) dapat
diakses dengan cepat diketahui oleh banyak orang. Begitu pula dengan
informasi yang menyangkut bidang pendidikan atau pembelajaran
mudah, banak, dan cepat untuk diakses.
Pembelajar tidak harus hadir langsung di
ruang kelas/kuliah untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran, namun cukup hanya duduk saja dari
tempat masing-masing di depan komputer (tentunya menggunakan
komputer yang dilengkapi fasilitas koneksi ke online learning) dan
menggunakannya. Pembelajar dapat berinteraksi dengan sumber belajar,
baik yang berupa materi pembelajaran itu sendiri maupun dengan pengajar
yang membina atau bertanggungjawab mengenai materi pembelajaran.
Dengan adanya onlinelearning ini pembelajar memiliki pilihan atau
alternatif untuk belajar secara tatap muka atau melalui onlinelearning.
mengikuti kegiatan pembelajaran, namun cukup hanya duduk saja dari
tempat masing-masing di depan komputer (tentunya menggunakan
komputer yang dilengkapi fasilitas koneksi ke online learning) dan
menggunakannya. Pembelajar dapat berinteraksi dengan sumber belajar,
baik yang berupa materi pembelajaran itu sendiri maupun dengan pengajar
yang membina atau bertanggungjawab mengenai materi pembelajaran.
Dengan adanya onlinelearning ini pembelajar memiliki pilihan atau
alternatif untuk belajar secara tatap muka atau melalui onlinelearning.
3. Fungsi Pendidikan dan Pembelajaran
Perkembangan teknologi onlinelearningyang
sangat pesat dan merambah ke
seluruh penjuru dunia telah dimanfaatkan oleh berbagai negara, institusi, dan ahli untuk berbagai kepentingan
termasuk di dalamnya untuk
pendidikan dan pembelajaran. Upaya yang dilakukan adalah mengembangkan perangkat
lunak (program aplikasi) yang
dapat
menunjang peningkatan mutu pendidikan atau pembelajaran. Perangkat
lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang
pembelajaran (instructional developers)bekerjasama dengan ahli materi pembelajaran (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (onlinelearningmaterial). Materi pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses melalui onlinelearning, kemudian dilakukan disosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya para pembelajar. Para pengajar juga perlu memiliki kemampuan mengelola dengan baik penyelenggaraan kegiatan pembelajaran online melalui internet.
menunjang peningkatan mutu pendidikan atau pembelajaran. Perangkat
lunak yang telah dihasilkan akan memungkinkan para pengembang
pembelajaran (instructional developers)bekerjasama dengan ahli materi pembelajaran (content specialists) mengemas materi pembelajaran elektronik (onlinelearningmaterial). Materi pembelajaran elektronik dikemas dan dimasukkan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses melalui onlinelearning, kemudian dilakukan disosialisasikan ketersediaan program pembelajaran tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat luas khususnya para pembelajar. Para pengajar juga perlu memiliki kemampuan mengelola dengan baik penyelenggaraan kegiatan pembelajaran online melalui internet.
C. Kedudukan
OnlineLearning
Karakteristik atau potensi onlinelearning
dipandang sudah memadai
sebagai dasar pertimbangan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
melalui onlinelearning. Sebagai media pembelajaran terdapat tiga fungsi
onlinelearning di dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai suplemen,
komplemen, dan substitusi.
sebagai dasar pertimbangan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
melalui onlinelearning. Sebagai media pembelajaran terdapat tiga fungsi
onlinelearning di dalam kegiatan pembelajaran, yaitu sebagai suplemen,
komplemen, dan substitusi.
1. Fungsi Tambahan
Fungsi sebagai
suplemen (tambahan)
yaitu pembelajar mempunyai
kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran
elektronik atau tidak. Tidak ada kewajiban/keharusan bagi pembelajar
untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Walaupun materi
pembelajaran elektronik berfungsi sebagai suplemen, namun jika
memanfaatkannya tentu saja pembelajar akan memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan. Peran pengajar adalah selalu mendorong,
menggugah, atau menganjurkan para pembelajarnya mengakses materi
pembelajaran elektronik yang telah disediakan.
kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran
elektronik atau tidak. Tidak ada kewajiban/keharusan bagi pembelajar
untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Walaupun materi
pembelajaran elektronik berfungsi sebagai suplemen, namun jika
memanfaatkannya tentu saja pembelajar akan memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan. Peran pengajar adalah selalu mendorong,
menggugah, atau menganjurkan para pembelajarnya mengakses materi
pembelajaran elektronik yang telah disediakan.
2. Fungsi Pelengkap
Fungsi sebagai
komplemen (pelengkap),
yaitu materi pembelajaran
elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
diterima pembelajar di dalam kelas. Materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) yang
bersifat enrichment (pengayaan) atau remedial (pembelajaran kembali) bagi
pembelajar di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
diterima pembelajar di dalam kelas. Materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) yang
bersifat enrichment (pengayaan) atau remedial (pembelajaran kembali) bagi
pembelajar di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
Pembelajar dapat dikelompokkan menjadi tiga
yaitu (1) fastlearners,
yaitu kelompok pembelajar yang cepat kemampuan belajarnya, (2)
average or moderate learners, yaitu kelompok pembelajar berkemampuan
rata-rata, dan (3) slowlearners,yaitu kelompok pembelajar yang lamban
kemampuan belajarnya. Kelompok pembelajar average learners biasanya
kurang diperhatikan dalam pengelolaan kelas (classroommanagement)
karena mereka ini dipandang sebagai pembelajar yang tidak terlalu
bermasalah. Kelompok pembelajar yang sering mendapat perhatian atau
yang membutuhkan penanganan khusus di dalam pengelolaan kelas
adalah slowlearners dan fastlearners. Kedua kelompok pembelajar ini
memerlukan program reinforcement, baik yang sifatnya enrichment bagi
fastlearners maupun remedial bagi slowlearners. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila pembelajar dapat dengan cepat menguasai atau memahami materi pembelajaran yang disampaikan pengajar secara tatap muka (fast learners). Kepada kelompok pembelajar ini diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya adalah untuk lebih meningkatkan kualitas penguasaan para pembelajar terhadap materi pembelajaran yang disajikan pengajar di dalam kelas atau tambahan materi pembelajaran yang dinilai pengajar bermanfaat bagi pembelajar.
yaitu kelompok pembelajar yang cepat kemampuan belajarnya, (2)
average or moderate learners, yaitu kelompok pembelajar berkemampuan
rata-rata, dan (3) slowlearners,yaitu kelompok pembelajar yang lamban
kemampuan belajarnya. Kelompok pembelajar average learners biasanya
kurang diperhatikan dalam pengelolaan kelas (classroommanagement)
karena mereka ini dipandang sebagai pembelajar yang tidak terlalu
bermasalah. Kelompok pembelajar yang sering mendapat perhatian atau
yang membutuhkan penanganan khusus di dalam pengelolaan kelas
adalah slowlearners dan fastlearners. Kedua kelompok pembelajar ini
memerlukan program reinforcement, baik yang sifatnya enrichment bagi
fastlearners maupun remedial bagi slowlearners. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila pembelajar dapat dengan cepat menguasai atau memahami materi pembelajaran yang disampaikan pengajar secara tatap muka (fast learners). Kepada kelompok pembelajar ini diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya adalah untuk lebih meningkatkan kualitas penguasaan para pembelajar terhadap materi pembelajaran yang disajikan pengajar di dalam kelas atau tambahan materi pembelajaran yang dinilai pengajar bermanfaat bagi pembelajar.
3. Fungsi Pengganti
Pembelajar
diberi beberapa alternatif
model kegiatan pembelajaran.
Tujuannya untuk membantu mempermudah pembelajar mengelola
kegiatan pembelajarannya sehingga dapat menyesuaikan waktu dan
aktivitas lainnya dengan kegiatan pembelajarannya. Ada tiga alternatif
model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih pembelajar, yaitu
mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan secara konvensional
(tatap muka) saja, atau sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi
melalui onlinelearning, atau sepenuhnya melalui onlinelearning.
Tujuannya untuk membantu mempermudah pembelajar mengelola
kegiatan pembelajarannya sehingga dapat menyesuaikan waktu dan
aktivitas lainnya dengan kegiatan pembelajarannya. Ada tiga alternatif
model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih pembelajar, yaitu
mengikuti kegiatan pembelajaran yang disajikan secara konvensional
(tatap muka) saja, atau sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi
melalui onlinelearning, atau sepenuhnya melalui onlinelearning.
Alternatif model pembelajaran yang dipilih oleh pembelajar tidak
menjadi
masalah dalam penilaian. Setiap pembelajar yang mengikuti salah satu
model penyajian materi pembelajaran akan mendapatkan pengakuan
atau penilaian yang sama. Jika pembelajar dapat menyelesaikan program
pembelajarannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya
melalui onlinelearning, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini,
maka lembaga penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan
yang sama. Fleksibilitas ini sangat membantu pembelajar untuk
mempercepat penyelesaian pembelajarannya.
masalah dalam penilaian. Setiap pembelajar yang mengikuti salah satu
model penyajian materi pembelajaran akan mendapatkan pengakuan
atau penilaian yang sama. Jika pembelajar dapat menyelesaikan program
pembelajarannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya
melalui onlinelearning, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini,
maka lembaga penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan
yang sama. Fleksibilitas ini sangat membantu pembelajar untuk
mempercepat penyelesaian pembelajarannya.
Para pembelajar yang
belajar pada lembaga pendidikan konvensional
tidak perlu terlalu khawatir lagi apabila tidak dapat menghadiri kegiatan
perkuliahan secara fisik karena berbenturan dengan kepentingan lain yang
tidak dapat ditinggalkan atau ditangguhkan. Apabila lembaga pendidikan
konvensional tersebut menyajikan materi pembelajaran yang dapat
diakses para pembelajar melalui onlinelearning, maka pembelajar dapat
mempelajari materi perkuliahan yang terlewatkan tersebut melalui online
learning. Dapat terjadi demikian karena para pembelajar diberi kebebasan
mengikuti kegiatan perkuliahan yang sebagian disajikan secara tatap muka
dan sebagian lagi melalui onlinelearning (m o d e l p e m b e l a j a r a n kedua).
Pembelajar juga dimungkinkan untuk tidak sepenuhnya menghadiri
kegiatan pembelajaran secara fisik. Sebagai penggantinya, para pembelajar
belajar melalui onlinelearning (model pembelajaran ketiga).
tidak perlu terlalu khawatir lagi apabila tidak dapat menghadiri kegiatan
perkuliahan secara fisik karena berbenturan dengan kepentingan lain yang
tidak dapat ditinggalkan atau ditangguhkan. Apabila lembaga pendidikan
konvensional tersebut menyajikan materi pembelajaran yang dapat
diakses para pembelajar melalui onlinelearning, maka pembelajar dapat
mempelajari materi perkuliahan yang terlewatkan tersebut melalui online
learning. Dapat terjadi demikian karena para pembelajar diberi kebebasan
mengikuti kegiatan perkuliahan yang sebagian disajikan secara tatap muka
dan sebagian lagi melalui onlinelearning (m o d e l p e m b e l a j a r a n kedua).
Pembelajar juga dimungkinkan untuk tidak sepenuhnya menghadiri
kegiatan pembelajaran secara fisik. Sebagai penggantinya, para pembelajar
belajar melalui onlinelearning (model pembelajaran ketiga).
D. Komponen
Desain OnlineLearning
Salah satu kegiatan awal dalam pengembangan onlinelearning
adalah
membuat desain. Desain tidak dapat dibuat secara instant namun perlu
pengkajian dan penelaahan yang komprehensif. Untuk itu diperlukan
prinsip-prinsip dalam proses desain itu. Desain yang dibuat akan
bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam proses onlinelearning
yaitu pengajar, pembelajar, pengembang dan termasuk penentu kebijakan
untuk membuat aturan dan penguatan desain yang sudah ada.
membuat desain. Desain tidak dapat dibuat secara instant namun perlu
pengkajian dan penelaahan yang komprehensif. Untuk itu diperlukan
prinsip-prinsip dalam proses desain itu. Desain yang dibuat akan
bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam proses onlinelearning
yaitu pengajar, pembelajar, pengembang dan termasuk penentu kebijakan
untuk membuat aturan dan penguatan desain yang sudah ada.
Desain onlinelearning memiliki 5 komponen, yang meliputi:
1. Silabus
Silabus merupakan bentuk nyata dari sebuah
perencanaan pembelajaran,
baik pembelajaran konvensional maupun untuk online. Dalam silabus
terdapat beberapa komponen kelengkapan, yaitu: standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, pengalaman belajar pembelajar,
alokasi waktu, dan sumber bahan/alat. Silabus merupakan bahan yang
bermanfaat sebagai pedoman bagi pengembangan pembelajaran lebih
lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan penilaian.
baik pembelajaran konvensional maupun untuk online. Dalam silabus
terdapat beberapa komponen kelengkapan, yaitu: standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, pengalaman belajar pembelajar,
alokasi waktu, dan sumber bahan/alat. Silabus merupakan bahan yang
bermanfaat sebagai pedoman bagi pengembangan pembelajaran lebih
lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran, dan pengembangan penilaian.
2. Orientasi
OnlineLearning
Tujuan dari onlinelearning meliputi
beberapa komponen, yaitu: biografi
pengajar dan staf pendukung program, harapan dan keinginan pembelajar yang meliputi di dalamnya tentang opini dan karakteristik dari pembelajar
sebagai peserta dalam program ini. Terdapat juga deskripsi singkat program
dan informasi informasi awal sebagai pengantar program berikutnya, juga
petunjuk penggunaan program buat pengguna. Terdapat juga informasi
untuk kemudahan mengakses program, fasilitas yang tersedia, link-link
yang dapat memperkaya program ini dan cara-cara untuk mendownload
bahan yang tersedia di program ini.
pengajar dan staf pendukung program, harapan dan keinginan pembelajar yang meliputi di dalamnya tentang opini dan karakteristik dari pembelajar
sebagai peserta dalam program ini. Terdapat juga deskripsi singkat program
dan informasi informasi awal sebagai pengantar program berikutnya, juga
petunjuk penggunaan program buat pengguna. Terdapat juga informasi
untuk kemudahan mengakses program, fasilitas yang tersedia, link-link
yang dapat memperkaya program ini dan cara-cara untuk mendownload
bahan yang tersedia di program ini.
3. Materi
Pembelajaran
Pada komponen ini tersaji materi pembelajaran pokok yang dapat
diakses
oleh pembelajar baik berupa materi pembelajaran inti maupun materi
pembelajaran tambahan (suplemen) atau materi pengayaan (enrichment).
Materi disajikan dalam bentuk full teks atau materi pembelajaran yang
disajikan secara lengkap maupun materi pembelajaran yang disajikan dalam
bentuk pokok-pokoknya saja. Dalam pengemasan materi pembelajaran ini
dapat melibatkan software yang lain, misalnya PowerPoint. Dalam software ini materi pembelajaran yang disajikan hanya pokok-pokoknya, sedangkan uraiannya ada pada penyaji dan interpretasi pembelajar.
oleh pembelajar baik berupa materi pembelajaran inti maupun materi
pembelajaran tambahan (suplemen) atau materi pengayaan (enrichment).
Materi disajikan dalam bentuk full teks atau materi pembelajaran yang
disajikan secara lengkap maupun materi pembelajaran yang disajikan dalam
bentuk pokok-pokoknya saja. Dalam pengemasan materi pembelajaran ini
dapat melibatkan software yang lain, misalnya PowerPoint. Dalam software ini materi pembelajaran yang disajikan hanya pokok-pokoknya, sedangkan uraiannya ada pada penyaji dan interpretasi pembelajar.
4. Calender
Kalender pendidikan cukup penting sebagai
informasi kepada pengajar
dan pembelajar, hari-hari efektif untuk belajar, jadwal ujian, jadwal untuk
registrasi pembelajar baru yang baru bergabung dengan progam, dan
waktu libur. Kalander dapat dijadikan sebagai patokan pembelajar dan
pengajar kapan untuk mengawali pembelajaran dan kapan pembelajaran
atau program online ini berakhir.
dan pembelajar, hari-hari efektif untuk belajar, jadwal ujian, jadwal untuk
registrasi pembelajar baru yang baru bergabung dengan progam, dan
waktu libur. Kalander dapat dijadikan sebagai patokan pembelajar dan
pengajar kapan untuk mengawali pembelajaran dan kapan pembelajaran
atau program online ini berakhir.
5. Site
Map
Site map adalah peta program. Jika pembelajar akan menjelajah
program
online ini dapat melihat sebelumnya peta program. Terdapat peta
kedudukan model atau materi pembelajaran. Apa yang perlu dipelajari
oleh pembelajar, termasuk urutan dan ruang lingkup materi pembelajaran
yang perlu dipelajari oleh pembelajar. Hal ini mempermudah pembelajar
untuk belajar lebih efektif dan efisien. Site map dapat juga disajikan dalam
bentuk visual yaitu flow chart, sehingga lebih mudah.
online ini dapat melihat sebelumnya peta program. Terdapat peta
kedudukan model atau materi pembelajaran. Apa yang perlu dipelajari
oleh pembelajar, termasuk urutan dan ruang lingkup materi pembelajaran
yang perlu dipelajari oleh pembelajar. Hal ini mempermudah pembelajar
untuk belajar lebih efektif dan efisien. Site map dapat juga disajikan dalam
bentuk visual yaitu flow chart, sehingga lebih mudah.
Pembelajaran online
memerlukan sebuah desain lanjutan atau desain
yang lebih tinggi yang disebut dengan “Advanced Methode in Distance
Education” dan langsung diaplikasikan pada salah satu bentuk (tool)
onlinelearning yaitu Web Cources Tool (WebCT). Dengan menggunakan
model ini akan diperoleh keberhasilan dalam pembelajaran online. WebCT
memfasilitasi format diskusi dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
yang lebih tinggi yang disebut dengan “Advanced Methode in Distance
Education” dan langsung diaplikasikan pada salah satu bentuk (tool)
onlinelearning yaitu Web Cources Tool (WebCT). Dengan menggunakan
model ini akan diperoleh keberhasilan dalam pembelajaran online. WebCT
memfasilitasi format diskusi dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
(1) Adanya inisiatif dari individu pembelajar untuk terlibat dalam
diskusi,
(2) Penyaluran post yang masuk, (3)
Ekspresi atau reaksi dari post yang masuk, (4) Post atau bahan-bahan diskusi yang di post atau ditampilkan bersifat relevan, (5) Adanya kontribusi atau peran aktif dari
peserta dalam kegiatan diskusi secara aktif,
tanpa peran serta semua pihak diskusi tidak pernah akan berjalan dengan baik.
E. Strategi Pembelajaran Online Interaktif
Yang Tepat (Using Interactive Teaching And Learning Strategies)
Ada
anggapan bahwa pembelajaran jarak
jauh tidak membuat
pembelajaran menjadi interaktif berbeda dengan pembelajaran secara
tatap muka langsung (face to face). Justru pembelajaran jarak jauh justru sebenarnya memberikan kontribusi secara kuantitas terhadap interaksi belajar mengajar. Interaksi pada pembelajaran tatap muka/face to face sebenarnya terbatas, yaitu antara pengajar dengan pembelajar saja, namun pada pembelajaran jarak jauh interaksi
pembelajaran lebih menyebar. Interaksi akan terjadi antara pembelajar
dengan pembelajar, pembelajar dengan pengajar, pembelajar dengan
lingkungan, atau pembelajar dengan media. Pembelajaran jarak jauh online dapat mengaktifkan pembelajar yaitu pembelajar berinteraksi secara aktif untuk menggunakan komputer, aktivitas fisik dan mental akan terjadi secara intensif misalnya dop and drag, input data, pencarian data yang dibutuhkan, menyusun materi pembelajaran dan lain-lain.
pembelajaran menjadi interaktif berbeda dengan pembelajaran secara
tatap muka langsung (face to face). Justru pembelajaran jarak jauh justru sebenarnya memberikan kontribusi secara kuantitas terhadap interaksi belajar mengajar. Interaksi pada pembelajaran tatap muka/face to face sebenarnya terbatas, yaitu antara pengajar dengan pembelajar saja, namun pada pembelajaran jarak jauh interaksi
pembelajaran lebih menyebar. Interaksi akan terjadi antara pembelajar
dengan pembelajar, pembelajar dengan pengajar, pembelajar dengan
lingkungan, atau pembelajar dengan media. Pembelajaran jarak jauh online dapat mengaktifkan pembelajar yaitu pembelajar berinteraksi secara aktif untuk menggunakan komputer, aktivitas fisik dan mental akan terjadi secara intensif misalnya dop and drag, input data, pencarian data yang dibutuhkan, menyusun materi pembelajaran dan lain-lain.
F.
Perbedaan
E-Learning dengan Online Learning
Pengertian
e-learning memiliki perbedaan dengan online learning. Online learning merupakan bagian
dari e-learning, hal
ini seperti yang
dinyatakan oleh Australian
National Training Authority
(2003) bahwa e-learning merupakan
suatu konsep yang
lebih luas dibandingkan online learning, yaitu meliputi suatu
rangkaian aplikasi dan proses-proses yang
menggunakan semua media
elektronik untuk membuat
pelatihan dan pendidikan vokasional menjadi lebih
fleksibel. Online learning merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan
internet, intranet dan
ekstranet, atau pembelajaran
yang menggunakan jaringan komputer yang terhubung secara langsung dan
luas cakupannya (global).
Secara
harfiah memang E-Learning berarti
pembelajaran yang menggunakan sarana elektronik. Sarana elektronik tersebut ada
berbagai macam seperti radio, tape/audio, tv interaktif, CD ROM, seperangkat
komputer, LCD Proyektor, OHP, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa sarana
dalam e-learning tidak hanya media
elektronik yang terhubung dengan jaringan komputer.
Lain
halnya dengan online learning yang
memiliki makna pembelajaran yang dilakukan dengan media elektronik secara online. Syarat utama media elektronik
yang bisa dikatakan online adalah
terhubung dengan internet. Oleh karena itu, pembelajaran yang menggunakan media
elektronik yang terhubung dengan internet disebut sebagai online learning.
G.
Keterkaitan
E-Learning dengan Online Learning
Meskipun
e-learning berbeda konsep dengan online learning¸ kedua cara pembelajaran
ini memiliki keterkaitan satu sama lain. Seperti halnya ketika menggunakan
video sebagai media pembelajaran. Pada suatu saat guru menyampaikan materi
menggunakan komputer dan LCD proyektor untuk menjalankan video di dalam kelas
tetapi pada suatu saat guru menyampaikan materi dengan menaruh video tersebut
pada blog-nya untuk diakses secara online oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan bentuk bahan ajar yang sama, seorang guru bisa menerapkan e-learning dan online learning dalam kelasnya.
Penerapan
konsep e-learning sendiri
menggunakan metode synchronous dan asynchronous dalam penyampaian bahan
ajarnya. Pada metode synchronous,guru
dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. Hal
ini dapat ditunjukkan dengan penggunaan teleconference
dalam pembelajaran. Seorang siswa dari Universitas Negeri Malang, Indonesia
bisa berkomunikasi dengan seorang dosen di Massachusetts Institute of
Technology, USA. Pada metode asynchronous,
guru dan siswa dalam kelas yang sama secara virtual meskipun dalam waktu
dan tempat yang berbeda. Disini diperlukan peranan sistem (aplikasi) e-learning berupa Learning Management
System dan content baik berbasis text atau multimedia. Sistem dan content
tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di internet. Guru dan siswa bisa
melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun.
Online
learning juga menggunakan metode penerapan yang sama dengan e-learning dalam penyampaian bahan ajar.
Secara synchronous hal ini dapat
ditunjukkan dengan penggunaan live
streaming yang menggunakan media online
dalam penyampaian bahan ajar dan komunikasi antara guru dengan siswanya.
Pada asynchronous hal itu terlihat
pada penggunaan website dalam pembelajaran yang dilakukan. Dengan menggunakan
website guru bisa menciptakan kelas virtual yang mampu memberikan pembelajaran
meskipun pada saat itu guru sedang tidak dalam kondisi online.
BAB III
KESIMPULAN
Pada
dasarnya online learning memungkinkan
fleksibilitas akses, dari mana saja dan biasanya kapan saja. Hal itu
memungkinkan pembelajaran mampu menghemat waktu dan ruang. Namun, bahan ajar harus
dirancang dengan baik dengan melibatkan peserta didik dan mampu meningkatkan
pembelajaran. Online learning memiliki
banyak kelebihan, tetapi hal itu juga harus ditunjang dengan komitmen dan
sumber daya, dan harus dilakukan dengan benar. Hal itu berarti bahan ajar dalam
online learning dengan baik, dengan
fokus pada pembelajaran dan peserta didik dengan alat pendukung yang memadai. Online learning harus memiliki
otentisitas tinggi (siswa harus belajar dalam konteks lingkungan kerja), interaktivitas
tinggi, dan kolaborasi yang tinggi.
Banyak
istilah yang digunakan untuk mendefinisikan online
learning sehingga menyulitkan untuk mengembangkan definisi yang generik.
Carliner (1999) mendefinisikan online
learning sebagai materi pembelajaran yang disajikan dengan komputer. Khan
(1997) mendefinisikan onlinelearning
sebagai pendekatan inovatif untuk memberikan instruksi kepada peserta didik yang berjarak jauh dan
menggunakan web sebagai media perantara. Ketentuan yang bersifat umum yang digunakan
termasuk e-learning, internet learning, distributed learning,networked learning, tele-learning, virtual
learning, computer assisted learning,
web based learning, dan distance learning. Semua istilah ini
menyiratkan bahwa pelajar berada pada suatu jarak tertentu dengan guru atau
instruktur dan menggunakan beberapa bentuk teknologi (umumnya komputer) untuk
mengakses bahan ajar serta untuk berinteraksi dengan tutor atau instruktur dan
peserta didik lainnya.
Online learning adalah
pembelajaran yang menggunakan komputer yang terhubung dengan internet secara online dan merupakan salah satu jenis e-learning. Perbedaan e-learning dengan online learning adalah e-learning
menggunakan cakupan media elektronik yang lebih luas dengan tidak membatasi
apakah media tersebut bisa diakses secara online
atau tidak sedangkan online learning membatasi
cakupan media pembelajaran yang digunakan harus mampu diakses secara online. Keterkaitan e-learning dengan online
learning salah satunya ditunjukkan dengan penggunaan metode penyampaian
bahan ajar yang sama, yaitu synchronous dan
asynchronous. Metode synchronous berarti pembelajaran terjadi
dengan kondisi guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara
tempat berbeda. Metode asynchronous berarti
pembelajaran terjadi dalam kondisi guru dan siswa dalam kelas yang sama secara
virtual meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda
DAFTAR
PUSTAKA
Anderson,
Terry & Fathi Elloumi. 2004. Theory
and Practice of Online Learning. Athabasca University(http://e-learning.um.ac.id/),
diakses pada tanggal 26 oktober 2015 pukul 16:20
Marfuatun.
Variasi Pembelajaran melalui Penerapan
E-Learning. Jurdik Kimia FMIPA UNY
Margaret driscoll, saul
carliner 2005. Advanced Web-Based
Training Strategies Pfeiffer An Imprint of Wiley 989 Market Street, San
Francisco

Jurnal Teknodik April
2007. Jakarta : Pustekkom Depdiknas.
Prawiradilaga, Dewi
Salma dan Evelina Siregar. 2004. Mozaik Teknologi
Pendidikan, Jakarta : Prenada
Media.
Setyono.
2008. Perbedaan E-Learning dengan
I-Learning(http://setyono.blogspot.com/2008/06/perbedaan-e-learning-dan-ilearning.html)
diakses pada tanggal 26 oktober 2015 pukul 16:05
Saul Carliner 2004. An Overview of Online Learning
Second Edition HRD Press, Inc.
Selma Koç and all. 2015
Assessment in Online and Blended Learning Environments- Information Age
Publishing, Inc.
Timothy J. Newby at all
2011. Educational Technology For Teaching and Learning. Pearson education, inc
Terry Anderson &Fathi Elloumi 2004. Theory
and Practice of Online Learning. Athabasca University Canada
Kitao 2002. “ Elearning
Understanding Its True Business Value And Opportunity” www.ekofeum.ac.id
Wahono, Satria Romi. Meluruskan Salah Kaprah tentang E-Learning (http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-elearning/),
diakses pada tanggal 26 oktober 2015 pukul 16:00
Komentar
Posting Komentar