Makalah Penelitian R & D
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian adalah suatu
proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu tertentu dengan
menggunakan metode ilmiah. Agar penelitian dapat berlangsung secara lancar,
maka peneliti harus membuat rancangan penelitiannya.Dalam menentukan rancangan
penelitian, harus diketahui terlebih dahulu macam/ jenis penelitiannya.
Ada beberapa jenis/macam
penelitian antara lain : penelitian kualitatif, penelitian kuantitatif,
penelitian pengembangan, penelitian tindakan kelas, dan lain sebagainya.
Masing-masing penelitian memiliki karakteristik tersendiri.
Penelitian pengembangan
merupakan salah satu jenis penelitian yang lagi marak dilaksanakan oleh para
peneliti dimana bukan untuk menguji teori, menguji hipotesis namun menguji dan
menyempurnakan produk.Jenis penelitian ini sudah mulai diterapkan dalam
penelitian dalam dunia pendidikan.Hal ini dimaksudkan agar diperoleh hasil
penelitian yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Sedangkan
secara umum, penelitian pengembangan adalah suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk
tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras, seperti buku,
modul, alat bantu pembelajaran di kelas, tetapi bisa juga perangkat lunak
seperti program komputer untuk pengolahan data, ataupun model-model pendidikan,
pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen dan lain-lain.
Langkah-langkah
proses penelitian dan pengembangan menunujukkan suatu siklus, yang diawali
dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan
menggunakan suatu produk tertentu.
B. Tujuan
Berdasarkan latar
belakang di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengkaji lebih
mendalam tentang penelitian pengembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan
merupakan penelitian yang bertujuan menghasilkan dan mengembangkan produk
berupa prototipe, desain, materi pembelajaran, media, strategi pembelajaran,
alat evaluasi pendidikan,dsb. Penelitian untuk memecahkan masalah praktis dalam
dunia pendidikan, masalah di kelas, yang dihadapi dosen/guru dalam
pembelajaran.Penelitian bukan untuk menguji teori, menguji hipotesis, namun
menguji dan menyempurnakan produk (Soenarto, 2008).
Menurut
Gay (1990) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu
produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori.
Sedangkan Borg and Gall (1983:772) mendefinisikan penelitian pengembangan
sebagai berikut:
Educational
Research and development (R & D) is a process used to develop and validate
educational products. The steps of this process are usually referred to as the
R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the
product to be developed, developing the products based on these findings, field
testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to
correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous
programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate
that the product meets its behaviorally defined objectives.
Penelitian
Pendidikan dan pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah dari proses
ini biasanya disebut sebagai siklus R & D, yang terdiri dari mempelajari
temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan,
mengembangkan produk berdasarkan temuan ini, bidang pengujian dalam pengaturan
di mana ia akan digunakan akhirnya , dan merevisinya untuk memperbaiki
kekurangan yang ditemukan dalam tahap mengajukan pengujian. Dalam program yang
lebih ketat dari R & D, siklus ini diulang sampai bidang-data uji
menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi tujuan perilaku didefinisikan.
Seals
dan Richey (1994) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu
pengkajian sistematik terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program,
proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas,
kepraktisan, dan efektifitas. Sedangkan Plomp (1999) menambahkan kriteria
“dapat menunjukkan nilai tambah” selain ketiga kriteria tersebut.
Van
den Akker dan Plomp (1993) mendeskripsikan penelitian pengembangan berdasarkan
dua tujuan yakni
- Pengembangan prototipe produk
- Perumusan saran-saran
metodologis untuk pendesainan dan evaluasi prototipe produk tersebut
Sedangkan
Richey dan Nelson (1996) membedakan penelitian pengembangan atas dua tipe
sebagai berikut.
- Tipe pertama
difokuskan
pada pendesaianan dan evaluasi atas produk atau program tertentu dengan
tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan serta
mempelajari kondisi yang mendukung bagi implementasi program tersebut.
- Tipe kedua dipusatkan pada pengkajian
terhadap program pengembangan yang dilakukan sebelumnya. Tujuan tipe kedua
ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang prosedur pendesainan dan
evaluasi yang efektif.
Berdasarkan
pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan
adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara
lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem
pengelolaan dalam pembelajaran
B.
Karakteristik dan Motif Penelitian Pengembangan
Menurut Wayan
(2009) ada 4 karateristik penelitian pengembangan antara lain :
- Masalah yang
ingin dipecahkan adalah masalah nyata yang berkaitan dengan upaya inovatif
atau penerapan teknologi dalam pembelajaran sebagai pertanggung jawaban
profesional dan komitmennya terhadap pemerolehan kualitas pembelajaran.
- Pengembangan
model, pendekatan dan metode pembelajaran serta media belajar yang
menunjang keefektifan pencapaian kompetensi siswa.
- Proses
pengembangan produk, validasi yang dilakukan melalui uji ahli, dan uji
coba lapangan secara terbatas perlu dilakukan sehingga produk yang
dihasilkan bermanfaat untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Proses
pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya
dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara
akademik.
- Proses
pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media pembelajaran
perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara sistematis sesuai
dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
Sedangkan
motif penelitian pengembangan seperti dikemukankan Akker (1999) antara lain :
- Motif
dasarnya bahwa penelitian kebanyakan dilakukan bersifat tradisional,
seperti eksperimen, survey, analisis korelasi yang fokusnya pada analsis
deskriptif yang tidak memberikan hasil yang berguna untuk desain dan
pengembangan dalam pendidikan.
- Keadaan yang
sangat kompleks dari banyknya perubahan kebijakan di dalam dunia
pendidikan, sehingga diperlukan pendekatan penelitian yang lebih evolusioner
(interaktif dan siklis).
- Penelitian
bidang pendidikan secara umum kebanyakan mengarah pada reputasi yang
ragu-ragu dikarenakan relevasi ketiadaan bukti.
C.
Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Pengembangan
Pada
rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian pengembangan biasanya berisi dua
informasi, yaitu (1) masalah yang akan dipecahkan dan (2) spesifikasi
pembelajaran, model, soal, atau perangkat yang akan dihasilkan untuk memecahkan
masalah tersebut. Selama dua aspek ini terkandung dalam sebuah rumusan masalah
penelitian pengembangan, maka rumusan masalah tersebut sudah benar.
Penambahan
beberapa sub-masalah untuk merinci rumusan masalah (utama) bisa saja dilakukan
selama tidak mengurangi kejelasan makna dari rumusan masalah tersebut, misalnya
tetap hanya akan menghasilkan sebuah produk perangkat pembelajaran dalam satu
penelitian pengembangan. Rumusan masalah penelitian pengembangan bisa dirinci
menjadi beberapa sub-masalah apabila perangkat pembelajaran yang akan
dikembangkan bisa dibagi menjadi beberapa bagian.
Menurut
Akker (1999) tujuan penelitian pengembangan dibedakan berdasarkan pengembangan
pada bagian kurikulum, teknologi dan media, pelajaran dan instuksi, dan
pendidikan guru didaktis. Berikut ini penjelasannya :
1. Pada
bagian kurikulum
Tujuannya
adalah menginformasikan proses pengambilan keputusan sepanjang pengembangan
suatu produk/program untuk meningkatkan suatu program/produk menjadi berkembang
dan kemampuan pengembang untuk menciptakan berbagai hal dari jenis ini pada
situasi ke depan.
2. Pada
bagian teknologi dan media
Tujuannya
adalah untuk menigkatkan proses rancangan instruksional, pengembangan, dan
evaluasi yang didasarkan pada situasi pemecahan masalah spesifik yang lain atau
prosedur pemeriksaan yang digeneralisasi.
3. Pada
bagian pelajaran dan instruksi
Tujuannya
adalah untuk pengembangan dalam dalam perancangan lingkungan pembelajaran,
perumusan kurikulum, dan penaksiran keberhasilan dari pengamatan dan
pembelajaran, serta secara serempak mengusahakan untuk berperan untuk pemahaman
fundamental ilmiah.
4. Pada
bagian pendidikan guru dan didaktis
Tujuannya
adalah untuk memberikan kontribusi pembelajaran keprofesionalan para guru dan
atau menyempurnakan perubahan dalam suatu pengaturan spesifik bidang
pendidikan. Pada bagian didaktis, tujuannya untuk menjadikan penelitian
pengembangan sebagai suatu hal interaktif, proses yang melingkar pada
penelitian dan pengembangan dimana gagasan teoritis dari perancang memberi
pengembangan produk yang diuji di dalam kelas yang ditentukan, mendorong
secepatnya ke arah teoritis dan empiris dengan menemukan produk, proses
pembelajaran dari pengembang dan teori instruksional.
D. Model-Model penelitian dan
Pengembangan
Berikut
akan diuraikan model-model pengembangan dari berbagai ahli sebagai berikut:
a.
Model Pengembangan Perangkat menurut
Kemp
Menurut
Kemp (dalam, Trianto, 2007: 53) Pengembangan perangkat merupakan suatu
lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung
dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun
sesuai di dalam siklus tersebut. Pengembangan perangkat model Kemp memberi
kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun.
Namun karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan
berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari
tujuan.
Model
pengembangan sistem pembelajaran ini memuat pengembangan perangkat
pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur rencana perancangan pembelajaran.
Kesepuluh unsur tersebut adalah:
1) Identifikasi masalah pembelajaran,
tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum
yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model,
pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru.
2) Analisis Siswa, analisis ini
dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karateristik siswa yang
meliputi ciri, kemampuan dan pengalaan baik individu maupun kelompok.
3) Analisis Tugas, analisis ini adalah
kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran, analisis konsep,
analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk
memudahkan pemahaman dan penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan
pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Program Pembelajaran (RPP)
dan lembar kegiatan siswa (LKS)
4) Merumuskan Indikator, Analisis
ini berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, (b)
kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (c)
panduan siswa dalam belajar.
5) Penyusunan Instrumen Evaluasi,
Bertujuan untuk menilai hasil belajar, kriteria penilaian yang
digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan untuk mengukur
ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan.
6) Strategi Pembelajaran, Pada
tahap ini pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan.
Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format,
yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
7) Pemilihan media atau sumber
belajar, Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan
sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-sumber pembelajaran
dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan
pembelajaran.
8) Merinci pelayanan penunjang yang
diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan dan melaksanakan semua kegiatan
dan untuk memperoleh atau membuat bahan.
9) Menyiapkan evaluasi hasil belajar
dan hasil program.
10) Melakukan kegiatan revisi perangkat
pembelajaran, setiap langkah rancangan pembelajaran selalu dihubungkan dengan
revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan
yang dibuat.
b. Model Pengembangan Pembelajaran
Menurut Dick & Carey
Perancangan
pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Cerey, yang dikembangkan
oleh Walter Dick & Lou Carey (dalam, Trianto, 2007: 61). Model pengembangan
ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan
komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang
akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut.
Dari
model di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Identifikasi Tujuan (Identity
Instruyctional Goals). Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang
diinginkan agar siswan dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan
program pengajaran. Definisi tujuan pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum
tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan sebagai hasil need
assesment., atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan belajar siswa
di dalam kelas.
2) Melakukan Analisis Instruksional
(Conducting a goal Analysis). Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka
akan ditentukan apa tipe belajar yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis
untuk mengidentifikasi keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus
dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan carta atau diagram tentang
keterampilan-keterampilan/ konsep dan menunjukkan keterkaitan antara
keterampilan konsep tersebut.
3) Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/
Karakteristik Siswa (Identity Entry Behaviours, Characteristic) Ketika
melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan dan
tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan keterampilan
apa yang telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran. Yang penting
juga untuk diidentifikasi adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada
hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran
4) Merumuskan Tujuan Kinerja (Write
Performance Objectives) Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan
tentang tingkah laku awal siswa, selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus
tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
5) Pengembangan Tes Acuan Patokan
(developing criterian-referenced test items). Pengembangan Tes Acuan Patokan
didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, pengebangan butir assesmen untuk
mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dalam tujuan
6) Pengembangan strategi Pengajaran
(develop instructional strategy). Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka
selanjutnya akan mengidentifikasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
akhir. Strategi akan meliputi aktivitas preinstruksional, penyampaian
informasi, praktek dan balikan, testing, yang dilakukan lewat aktivitas.
7) Pengembangan atau Memilih Pengajaran
(develop and select instructional materials). Tahap ini akan digunakan strategi
pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa,
bahan pelajaran, tes dan panduan guru.
8) Merancang dan Melaksanakan Evaluasi
Formatif (design and conduct formative evaluation). Evaluasi dilakukan untuk
mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana
meningkatkan pengajaran.
9) Menulis Perangkat (design and
conduct summative evaluation). Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar
untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi
dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di kelas.
10) Revisi Pengajaran (instructional
revitions). Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data
dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan
dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami
oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil
implementasi dari pakar/validator.
c.
Model Pengembangan 4-D
Model
pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran.
Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I.
Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define
(Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan
Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, yaitu Pendefinisian,
Perancangan,
Secara
garis besar keempat tahap tersebut sebagai berikut (Trianto, 2007 : 65 – 68).
1) Tahap Pendefinisian (define). Tujuan
tahap ini adalah menentapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran di
awali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan
perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a) Analisis ujung
depan, (b) Analisis siswa, (c) Analisis tugas. (d) Analisis konsep, dan (e)
Perumusan tujuan pembelajaran.
2) Tahap Perencanaan (Design ). Tujuan
tahap ini adalah menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri
dari empat langkah yaitu, (a) Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah
awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun
berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus (Kompetensi Dasar dalam
kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, (b) Pemilihan
media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, (c) Pemilihan
format. Di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji
format-format perangkat yang sudah ada dan yang dikembangkan di negara-negara
yang lebih maju.
3) Tahap Pengembangan (Develop). Tujuan
tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi
berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini meliputi: (a) validasi perangkat oleh
para pakar diikuti dengan revisi, (b) simulasi yaitu kegiatan
mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba terbatas dengan siswa
yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan sebagai dasar revisi.
Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa yang sesuai dengan
kelas sesungguhnya.
4) Tahap penyebaran (Disseminate). Pada
tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada
skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, oleh guru yang
lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di
dalam KBM.
d. Model PPSI (Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional)
Secara
garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola dan siklus pengembangan
yang mencakup: (1) perumusan tujuan, (2) pengembangan alat evaluasi, (3)
kegiatan belajar, (4) pengembangan program kegiatan, (5) pelaksanaan
pengembangan. Sesuai bagan di atas, perumusan tujuan menjadi dasar bagi
penentuan alat evaluasi pembelajaran dan rumusan kegiatan belajar. Rumusan
kegiatan belajar lebih lanjut menjadi dasar pengembangan program kegiatan, yang
selanjutnya adalah pelaksanaan pengembangan. Hasil pelaksanaan tentunya
dievaluasi, dan selanjutnya hasil evaluasi digunakan untuk merevisi pengembangan
program kegiatan, rumusan kegiatan belajar, dan alat evaluasi.
E.
Proses Penelitian Pengembangan
Penelitian
Pengembangan biasanya dimulai dengan identifikasi masalah pembelajaran yang
ditemui di kelas oleh guru yang akan melakukan penelitian. Yang dimaksud
masalah pembelajaran.dalam penelitian pengembangan adalah masalah yang terkait
dengan perangkat pembelajaran, seperti silabus, bahan ajar, lembar kerja siswa,
media pembelajaran, tes untuk mengukur hasil belajar, dsb.Perangkat
pembelajaran dianggap menjadi masalah karena belum ada, atau ada tetapi tidak
memenuhi kebutuhan pembelajaran, atau ada tetapi perlu diperbaiki, dsb.
Tentunya tidak semua masalah perangkat pembelajaran akan diselesaikan
sekaligus, satu masalah perangkat pembelajaran saja yang dipilih sebagai
prioritas untuk diselesaikan lebih dulu.
Tahap
berikutnya adalah mengkaji teoritentang pengembangan perangkat pembelajaran
yang relevan dengan yang akan dikembangkan. Setelah menguasai teori terkait
dengan pengembangan perangkat pembelajaran, peneliti kemudian bekerja
mengembangkandraft perangkat pembelajaran berdasarkan teori yang relevan
yang telah dipelajari.Setelah selesai dikembangkan, draft harus berulangkali
direview sendiri oleh peneliti atau dibantu oleh teman sejawat (peer review).
Setelah
diyakini bagus sesuai dengan yang diharapkan, draft tersebut dimintakan
masukan kepada para ahliyang relevan (expert validation).Masukan dari
para ahli dijadikan dasar untuk perbaikan terhadap draft. Setelah draft
direvisi berdasar masukan dari para ahli, langkah berikutnya adalah
menguji-coba draft tersebut. Uji-cobadisesuaikan dengan penggunaan
perangkat. Bila yang dikembangkan adalah bahan ajar, maka uji-cobanya adalah
digunakan untuk mengajar kepada siswa yang akan membutuhkan perangkat tersebut.
Uji-coba bisa dilakukan pada beberapa bagian saja terhadap sekelompok kecil
siswa, atau satu kelas. Bila yang diuji-coba adalah silabus, maka uji-cobanya
adalah terhadap guru yang akan menggunakan silabus tersebut. Kegiatan
uji-cobanya adalah meminta guru menggunakan silabus untuk menyusun Rencana
Program Pembelajaran (RPP).
Tujuan
uji-coba adalah untuk melihat apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan
dapat diterima atau tidak.Dari hasil uji-coba, beberapa bagian mungkin
memerlukan revisi. Kegiatan terakhir adalah revisi terhadap draft menjadi draft
akhir perangkat pembelajaran tersebut.
Menurut Akker
(1999), ada 4 tahap dalam penelitian pengembangan yaitu :
1.
Pemeriksaan pendahuluan (preliminary inverstigation).
Pemeriksaan
pendahuluan yang sistematis dan intensif dari permasalahan mencakup:
- tinjauan
ulang literatur,
- konsultasi
tenaga ahli,
- analisa
tentang ketersediaan contoh untuk tujuan yang terkait, dan
- studi kasus
dari praktek yang umum untuk merincikan kebutuhan.
2.
Penyesuaian teoritis (theoretical embedding)
Usaha
yang lebih sistematis dibuat untuk menerapkan dasar pengetahuan dalam
mengutarakan dasar pemikiran yang teoritis untuk pilihan rancangan.
3. Uji
empiris (empirical testing)
Bukti
empiris yang jelas menunjukkan tentang kepraktisan dan efektivitas dari
intervensi.
4.
Proses dan hasil dokumentasi, analisa dan refleksi (documentation,analysis,
and reflection on process and outcome).
Implementasi
dan hasilnya untuk berperan pada spesifikasi dan perluasan metodologi rancangan
dan pengembangan penelitian.
Langkah-langkah
penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono(2008)
adalah
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat
berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang
bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah dapat diatasi melalui
penelitian pengembangan dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu
model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Mengumpulkan informasi
Setelah potensi dan
masalah dapat ditujukan secara faktual dan up
to date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk sesuatu yang diharapkan dapat
mengatasi masalah tersebut.
3. Desain produk
Dalam bidang pendidikan,
penelitian pengembangan menghasilkan produk yang diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas pendidikan yaitu lulusan yang berkualitas dan relevan dengan
kubutuhan.Produk pendidikan misalnya kurikulun yang spesifik untuk keperluan
pendidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul,
ompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi dan lain-lain.
Produk yang dihasilkan dalam penelitian
Research & Development bermacam-macam. Dalam bidang teknologi, orientasi
produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk
yang berkualitas, hemat enerji, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomic,
dan bermanfaat ganda. (contoh komputer yang canggih bisa berfungsi untuk
pengetikan; gambar, analisis berfungsi sebagai TV, Tape, kamera , Telepon d1l).
Dalam bidang pendidikan,
produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak,
berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya
kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar,
media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem
evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajar
tertentu, model unit produksi model manajemen, sistem pembinaan pegawai, system
penggajian dan lain-lain. Misalnya peneliti akan menghasilkan metode mengajar
baru maka peneliti harus membuat rancangan metode menagajar baru.
4. Validasi Desain
Validasi desain
merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk itu secara
raasional baik atau efektif. Dikatakan sacara rasional, karena validasi di sini
masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasioanal, belum fakta di
lapangan.
Validasi desain dapat
diadakan dengan menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk
divalidasi melalui diskusi dengan para pakar dan para ahli lainnya, maka akan
dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut diperbaiki dengan cara merubah
desain
6. Ujicoba Produk
Dalam bidang pendidikan,
desain produk harus dapat langsung diuji coba, setelah divalidasi dan
revisi.Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan produk baru
tersebut.Setelah disimulasikan maka dapat diuji cobakan pada kelompok yang
terbatas. Pengujian dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
apakah produk baru tersebut efektif dan
efisien atau dalam hal ini memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan
dengan produk lain.
Untuk itu pengujian
dapat dilakukan dengan eksperimen yaitu
membandingkan efektifitas produk baru dengan produk lama
7. Revisi Produk
Apabila dalam pengujian
produk di dapat hasil yang kurang memuaskan maka dapat direvisi lagi dan setelah direvisi maka perlu diuji cobakan
lagi.
8. Ujicoba Pemakaian
Setelah uji coba
terhadap produk berhasil maka selanjutnya produk tersebut diterapkan dalam
lingkup yang lebih luas.Dalam pelaksanaannya, produk baru tersebut harus tetap
di nilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih
lanjut.
9. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan
apabila dalam pemakaian pada lembaga yang lebih luas terdapat kekurangan dan
kelemahan.Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi
bagaimana kinerja produk.Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan yang ada sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan
pembuatan produk baru lagi.
10. Pembuatan Produk Masal
Bila
produk yang dihasilkan tersebut telah efektif dalam beberapa kali pengujian,
maka produk tersebut dapat diterapkan pada lembaga pendidikan yang lain.
F.
Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Research and Development
Kelebihan:
a.
Pendekatan R & D mampu
menghasilkan suatu produk / model yang memiliki nilai validasi tinggi, karena
produk tersebut dihasilkan melalui serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi
oleh ahli.
b. Pendekatan R & D akan selalu
mendorong proses inovasi produk/ model yang tiada henti / memiliki nilai
suistanibility yang cukup baik sehingga diharapkan akan ditemukan produk-produk
/ model-model yang selalu actual sesuai dengan tuntutan kekinian
c. Pendekatan R & D merupakan
penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dengan penelitian yang
bersifat praktis
d. Metode penelitian yang ada dalam R
& D cukup komprehensif , mulai dari metode deskriptif, evaluatif, dan
eksperimen.
Kelemahan
:
a.
Pada prinsipnya pendekatan R & D
memerlukan waktu yang relatif panjang; karena prosedur yang harus ditempuhpun
relatif kompleks.
b. Pendekatan R & D dapat dikatakan
sebagai penelitian “here and now” , Penelitian R & D tidak mampu
digeneralisasikan secara utuh, karena pada dasarnya penelitian R & D
pemodelannya pada sampel bukan pada populasi.
G . Sistimatika Laporan Penelitian Pengembangan
Setiap
universitas memiliki sistematika masing-masing dalam penulisan skripsi maupun
tesis. Di Universitas Negeri
Jakarta Penelitian pengembangan dibagi dua yaitu Penelitian pengembangan
instrument dan penelitian pengembangan model.
Berikut ini adalah sistematika tesis penelitian pengembangan instrument dan
pengembangan model yang disadur dari Buku pedoman penulisan tesis dan disertasi
program pascasarjana universitas negeri Jakarta 2012 hal. 76-85.
A.
Penelitian Pengembangan Instrumen
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Fokus penelitian
C. Rumusan Masalah
D.
kegunaan hasil
penelitian
BAB II. KAJIAN TEORITIK
A. konsep pengembangan
instrumen
B. konsep variable yang
diukur
C.
konstruk, dimensi, dan
indicator variabel
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Prosedur Pengembangan
instrumen
C. metode pengujian
D. Karakteristik responden dan teknik
pengambilan sampel
E. Definisi konseptual dan definisi
operasional
F. Kisi-kisi instrument
G. Pengembangan butir instrumen
BAB
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil telaah pakar
B. Karakteristik instrumen
1. Validasi empirik tahap
pertama
2. Validasi empiric tahap
kedua
C.
Pembahasan instrument yang dihasilkan
D.
Kisi-kisi instrument final
F. Pedoman Penggunaan
instrument
BAB
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
B.
Penelitian Pengembangan Model
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Fokus penelitian
C.
Rumusan Masalah
D.
kegunaan hasil
penelitian
BAB II. KAJIAN TEORITIK
A. konsep pengembangan
model
B. konsep model yang
dikembangkan
C.
Kerangka teoritik
D. Rancangan model
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan waktu
penelitian
C. Karakteristik model yang
dikembangkan
D. Pendekatan dan metode penelitian
E. Langkah-langkah pengembangan model
1. Penelitian pendahuluan
2. Perencanaan pengembangan model
3.
Validasi, evaluasi, dan revisi model
4. Implementasi model
BAB
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengembangan model
1. Hasil analisis kebutuhan
2. Model draft 1
3. Model draft 2 (dst)
4. Model final
B.
Kelayakan model (teoritik dan empiris)
C.
Efektivitas model ( melalui uji coba)
D.
Pembahasan
BAB
V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN INSTRUMEN
LAMPIRAN HASIL
LAMPIRAN BUKU PENJELASAN
RIWAYAT HIDUP
H. Contoh
Judul Penelitian dan Pengembangan (R&D)
1. Pengembangan Media Pembelajaran
Video Animasi Untuk Pencapaian Kompetensi
Dasar Menganalisis Cara Perpindahan Kalaor
2. Pengembangan Multimedia Pembelajaran
Tematik Untuk Siswa Sekolah Dasar
3. Pengembangan
pola pembelajaran teknologi bagi anak-anak cacat
4. Pengembangan model
pembelajaran program produktif sekolah menengah kejuruan
5. Pengembangan Bahan Ajar
Fisika Interaktif untuk Konsep Pembelajaran Kinematika di Sekolah Menegah Atas.
6. Pengembangan Modul Cetak
Berbasis Kompetensi Pada Konsep Kinematika di Kelas XI SMA/MA .
7. Pengembangan E-Learning
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang kreatif untuk kelas XI Semester Ganjil
8. Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning
Berbasis Iman dan Taqwa
9. Pengembangan modul Limit
dan turunan Fungsi Berbasis RME dan TIK di SMAN 2 Jakarta
10. Pengembangan Multimedia
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk Mendorong Perilaku Pro Sosial Siswa
di SDIT Alam Yogyakarta
I. Contoh Laporan Penelitian dan
Pengembangan (R&D)
1.
Judul Penelitian
Pengembangan
Modul Cetak Berbasis Kompetensi Pada Konsep
Kinematika di Kelas XI SMA/MA .
2.
Rumusan Masalah
Bagaimana
merancang modul agar valid, praktis dan efektif sehingga layak digunakan
sebagai salah satu perangkat pembelajaran dalam pembelajaran Fisika di kelas XI
di SMA/MA.
3.
Tujuan Penelitian
a). Bahan ajar dalam bentuk modul pembelajaran fisika pada
konsep
Kinematika
yang valid.
b). Bahan ajar dalam bentuk modul yang praktis sehingga mudah
digunakan
dan dipahami dalam pembelajaran fisika pada
konsep Kinematika.
c). Bahan ajar dalam bentuk modul yang efektif sehingga tepat
dalam
pembelajaran fisika pada konsep Kinematika.
4.
Metode Penelitian
a)
Jenis Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research
and Development/R&D)
b)
Tahap Penelitian
1.
Tahap studi pendahuluan dengan melakukan pemilihan jenis produk
yang akan
dikembangkan
2.
Tahap pengembangan desai model dengan membuat prototype produk 3. Tahap validasi sesuai dengan prosedur
penelitian
c).
Validator
a.
Dosen
Dosen
sebagai salah satu pihak yang bertindak sebagai validator adalah dosen jurusan
Fisika FMIPA UNP yang bersedia untuk menilai kelayakan bahan ajar yang telah
dirancang. Tiga orang dosen ini bertindak sebagai pakar dari pengembangan bahan
ajar ini. Tiga Dosen
ini terdiri atas pakar materi dan pakar pembelajaran.
b.
Guru mata pelajaran fisika
Guru
mata pelajaran fisika yang bertindak sebagai validator pada penelitian ini
adalah guru mata pelajaran fisika di SMA/MA.
c.
Siswa
Siswa
yang bertidak sebagai validator pada penelitian ini adalah siswa kelas XI
semester 1 SMA Negeri 1 X Koto Ternate yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015
4. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data pada penelitian
ini menggunakan angket.
5. Teknik Analisa Data
Layak
atau tidaknya suatu bahan ajar dapat dilihat dari data angket-angket yang
digunakan dalam bentuk skala Likert.
Keterangan
:
x
= Rata-rata responden
N
= Jumlah responden
∑x
=
Jumlah nilai responden
r
= Nilai kelayakan
Nilai
kelayakan media berdasarkan nilai kelayakan pada skala Likert
Penilaian
|
Nilai
|
Sangat
layak
|
4,00
– 5,00
|
Layak
|
3,00
– 3,99
|
Kurang
layak
|
2,00
– 2,99
|
Tidak
layak
|
1,00
– 1,99
|
6. Hasil
Penelitian
1. Modul
Cetak Pembelajaran Fisika
Hasil dari penelitian ini adalah bahan ajar berupa bentuk modul cetak
pembelajaran Fisika untuk satu kompetensi. Modul ini terdiri dari halaman
depan (Cover), kata pengantar, daftar isi, pembatas modul, serta
bagian-bagian modul. Adapun bagian-bagian modul tersebut adalah, uraian
pencapaian kompetensi, materi, rangkuman, latihan, kunci jawaban latihan,
penilaian latihan mandiri, lembar kegiatan siswa, serta sumber & bahan
bacaan.
7. Uji
Validitas,
Praktikalitas, dan Efektifitas Bahan Ajar
a.
Deskripsi dan Analisis Data Angket Uji Kevalidan
Kepada Pakar
(Dosen) dan Kepraktisan Guru
Fisika.
Masing-masing responden memberikan nilai kelayakan
terhadap modul pembelajaran, dengan rata-rata secara keseluruhan dari 6
responden 80,35,
9. Deskripsi dan Analisis Data Angket Uji Keefektifan kepada Siswa
Distribusi jawaban angket diperoleh melalui hasil perhitungan
dimana nilai keefektifan bahan
ajar pada tahap uji coba kepada siswa yaitu 4,39 dengan interpretasi nilai Sangat Layak, ini berarti siswa menilai modul telah efektif
sebagai bahan ajar pada konsep Kinematika.
8. Kesimpulan
1.
Hasil penelitian yang diperoleh yakni nilai validitas bahan ajar yang meliputi
validitas isi, validitas konstruk dan validitas teknis bernilai 3,72 pada
tahap uji pakar dengan kriteria valid.
2.
Hasil penelitian mengenai kepraktisan bahan ajar berupa modul dari
penilaian rancangan prototype bahan ajar yang di uji kepada pakar
dapat digunakan dengan revisi kecil atau dengan sedikit revisi, membuktikan
bahan ajar telah praktis. Selain itu data mengenai kepraktisan memiliki nilai
4,33 dengan kriteria sangat praktis.
3.
Hasil penelitian mengenai keefektifan bahan ajar ditunjukkan dari respon
positif yang diperoleh dari guru dan siswa sebagai pengguna produk. Setelah
dilakukan revisi bahan ajar, nilai efektifitas bahan ajar pada tahap uji kepada
Guru 4,25 dan kepada siswa 4,39 dengan kriteria sangat efektif. Rata-rata
keefektifan modul adalah 4,32 dengan kriteria sangat efektif. Guru dan siswa
menyimpulkan bahwa modul sangat efektif digunakan dalam pembelajaran.
BAB III
KESIMPULAN
penelitian pengembangan
adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi
produk-produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dihasilkan antara
lain: bahan pelatihan untuk guru, materi belajar, media, soal, dan sistem pengelolaan dalam pembelajaran
Sedangkan
secara umum, penelitian pengembangan adalah suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk
tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras, seperti buku,
modul, alat bantu pembelajaran di kelas, tetapi bisa juga perangkat lunak
seperti program komputer untuk pengolahan data, ataupun model-model pendidikan,
pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen dan lain-lain.
Langkah-langkah
proses penelitian dan pengembangan menunujukkan suatu siklus, yang diawali
dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan
menggunakan suatu produk tertentu.
Berdasarkan penjelasan
diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
Ø Penelitian pengembangan
bertujuan untuk mengembangkan/menghasilkan suatu produk yang mempunyai nilai
lebihnya.
Ø Ada 10 (sepuluh) langkah
yang harus ditempuh dalam melaksanakan penelitian pengembangan.
Ø Dalam membuat laporan penelitian pengembangan harus dilampirkan dengan
produknya
Setiap jenis penelitian
memiliki kelebihan dan kekurangannya, begitu juga peneltian pengembangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Borg
and Gall (1983).Educational Research, An Introduction. New York and
London. Longman Inc.
Gay,
L.R. (1991). Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for
Analysis and Application.Second edition. New York: Macmillan Publishing
Compan.
I
Wayan Santyasa.(2009). Metode Penelitian Pengembangan & Teori
Pengembangan Modul. Makalah Disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK,
SD, SMP, SMA, dan SMK Tanggal 12-14 Januari 2009, Di Kecamatan Nusa Penida
kabupaten Klungkung
Plomp,
Tj. (1994). Educational Design: Introduction. From Tjeerd Plomp (eds).
Educational &Training System Design: Introduction. Design of Education
and Training (in Dutch).Utrecht (the Netherlands): Lemma. Netherland. Faculty
of Educational Science andTechnology, University of Twente
Rita
C. Richey, J. D. K., Wayne A. Nelson. (2009). Developmental Research :
Studies of Instructional Design and Development.
Seels,
Barbara B. & Richey, Rita C. (1994).Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya.Penerjemah Dewi S. Prawiradilaga dkk. Jakarta: Kerjasama IPTPI
LPTK UNJ.
Sugiyono.
(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Tessmer,
Martin. (1998). Planning and Conducting Formative Evaluations.
Philadelphia: Kogan Page.
Tim
Program Pascasarjana (2012) Buku Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi:
Jakarta: Pascasarjana
Truckman, Bruce W. (1972). Conducting Educational Research.
New York Chicago San Fransisco Atlanta: Harcourt Brace Jovanovic. Inc.
van
den Akker J., dkk. (2006). Educational Design Research. London and New
York: Routledge.
Komentar
Posting Komentar